
Indramayu – Berawal dari salah seorang nelayan warga Desa Karangsong Kabupaten Indramayu, menemukan ceceran limbah minyak mentah (cruid oil) yang ditemukan banyak mengapung di hampir seluruh perairan Kabupaten Indramayu, Kondisi minyak yang terapung ini makin lama makin menyebar ke sekitar perairan setempat. Selasa 11/11/2014.
Warga sekitar secara spontanitas beramai ramai mengambilnya dengan menggunakan alat seadanya. Bahkan beberapa warga nelayan diantaranya mengais minyak mentah tersebut yang menempel di alat tangkap ikan miliknya.
Berdasar informasi sebelumnya, Minyak mentah tercecer di sepanjang pantai yang berada di wilayah empat desa, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Keempat desa itu, yakni Pabean Udik, Karangsong, Tambak, dan Singaraja. Warga setempatpun terpaksa memungut ceceran minyak tersebut agar tidak berdampak lebih jauh.
Salah seorang warga yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Meski volume minyak mentah yang tercecer belum termasuk besar bila dibandingkan peristiwa kebocoran minyak pada 2008 lalu, namun dikhawatirkan bisa mengganggu lahan tambak yang ada di dekat bibir pantai bila didiamkan.
“Benar mas sudah sekira semingguan ini pantai kita banyak limbah minyak mentah, entah darimana asalnya,”ujar salah satu warga sekitar pantai Karangsong yang berhasil ditemui. Rabu 12/11/2014.
Sementara Johar (39), Nelayan Karangsong juga menuturkan, Sudah sejak empat hari ini, ceceran limbah minyak tersebut menggumpal hingga mencemari sepanjang pantai Karangsong Kabupaten Indramayu. Dan akibat banyaknya ceceran limbah minyak itu, tangkapan nelayan secara drastis menurun hingga 50 persen, tidak hanya itu, sejumlah alat tangkap milik nelayan juga rusak akibat pencemaran limbah minyak tersebut.
Lanjut Johar, sebenarnya limbah minyak yang mencemari laut ini terjadi sejak kurang lebih seminggu yang lalu, tetapi baru beberapa hari ini warga berinisiatif untuk mengumpulkan (membersihkan) limbah minyak tersebut. Diakui Johar, bersama sekitar 40 warga lainnya telah berhasil mengumpulkan sekitar 35 kg minyak mentah tersebut dari bibir pantai.
“Sudah empat hari kami berhasil mengumpulkan limbah sekitar lima puluh lebih kantong plastik, atau kurang lebih sekitar 35 kg,“ujar Johar.
Senada dengan Johar, warga lainnya Rawenda (45) mengatakan, bukan hanya alat tangkap ikan saja yang tercemar limbah minyak mentah, melainkan para pengunjung lokasi Wisata Pantai Karangsong pun ikut terkena dampak dari pencemaran tersebut, sejumah pengunjung mengaku gatal-gatal saat mereka berenang di sekitar pantai.
Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti adanya limbah tersebut, namun ada tiga kemungkinan, yakni berkaitan dengan aktivitas floating kapal tanker di lepas pantai, kebocoran, atau memang ada unsur kesengajaan membuang minyak mentah di lepas pantai.
Sementara Masdi, salah seorang anggota Forum Pelestari Lingkungan Indramayu, mengatakan, sudah mempertanyakan mengenai hal ini ke beberapa perusahaan Pertamina, seperti RU VI dan Field Jatibarang, namun kedua pihak itu mengaku ceceran minyak mentah di bibir pantai bukan berasal dari pihaknya.
"Hal seperti ini sering kami jumpai, dan bagaimana kami kebingungan mencari pertanggungjawaban. Seharusnya, yang memiliki crude oil di wilayah Indramayu bisa duduk bersama, dan saling memaparkan spec crude oilnya, sehingga bila ada lagi kejadian seperti ini, bisa diketahui sumbernya dari mana," ujarnya.