

Latih Kesigapan Tim, Kilang Pertamina Balongan Gelar Simulasi Major Emergency Exercise Pertamina (ME (Foto: winan/cuplikcom)
Cuplikcom - Indramayu - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan melaksanakan Major Exercise Emergency Pertamina (MEEP), latihan penanganan keadaan darurat berskala besar untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta kemampuan respon cepat seluruh fungsi operasional kilang.
Latihan ini menyimulasikan kebocoran tangki berisi Pertalite yang menyebabkan tumpahan dan terbentuknya _vapor cloud_ Hidrokarbon hingga ke permukiman masyarakat di area kilang.
Dampak dari paparan tersebut, 14 warga mengalami gejala keracunan dan dievakuasi ke Rumah Sakit Pertamina Balongan untuk penanganan lebih lanjut.
Kepanikan warga memicu aksi demonstrasi dan tindakan anarkis, sehingga diperlukan dukungan TNI dan Polri dalam melakukan pengendalian massa.
Setelah situasi terkendali, warga terdampak di Blok Wisma Jati, Desa Sukaurip, dievakuasi ke titik kumpul aman di Balai Desa Sukaurip.
Di lokasi evakuasi telah bersiap Kelompok PETA (Pemuda Tangguh Bencana) Desa Sukaurip yang merupakan bagian dari Program TJSL (Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial) Kilang Balongan serta Human Initiative selaku rekanan program untuk membantu penanganan masyarakat.
Tim Medis dan Logistik turut disiapkan di lokasi pengungsian oleh Kilang Balongan.
Skenario berlanjut ketika _vapor cloud_ di jalan raya terpicu oleh sumber panas dari knalpot kendaraan, memicu _flash fire_ dan kebakaran di area tumpahan serta area tangki.
Tim Fire Brigade RU Kilang Balongan melakukan pemadaman dengan dukungan Fire Brigade Sinergi HSSE Area 5 dan bantuan tambahan dari Kilang Cilacap, hingga api berhasil dipadamkan tanpa korban jiwa.
General Manager PT KPI RU VI Balongan, Yulianto Triwibowo, mengatakan bahwa latihan ini penting untuk memastikan kesiapan Kilang Balongan menghadapi potensi keadaan darurat sesuai standar Pertamina Group.
“Latihan ini menguji koordinasi, komunikasi, dan kecepatan respons seluruh tim dalam menghadapi situasi darurat. Kami berharap kemampuan ini terus meningkat, meskipun tentu saja kami berharap insiden serupa tidak terjadi di kondisi sebenarnya,” ujar Yulianto.
Area Manager Communication, Relation & CSR RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, menambahkan bahwa pelibatan masyarakat menjadi bagian penting dalam edukasi mitigasi risiko.
“Kami ingin memastikan warga memahami bunyi sirine darurat, jalur evakuasi, serta titik kumpul aman. Sistem sirine di pemukiman menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat,” jelas Zulkifli.