Hal itu diungkapkan oleh Anggota Komisi III, Bambang Soesatyo, Minggu (29/1/12).
"Jika salah satu unsur pimpinan KPK terperangkap oleh kepentingan politik, bisa dipastikan bahwa KPK akan kehilangan independensinya. KPK pun akan kehilangan efektivitasnya, karena akan lebih disibukkan persoalan internal, yakni bertarung di dalam untuk menjaga dan melindungi kepentingan," ujar politisi dari Fraksi Golkar itu.
Bambang menyesalkan jika kejadian tersebut, karena berbagai kalangan, pekan lalu, sempat menggunjingkan disharmoni yang terjadi pada jajaran pimpinan KPK. Menurutnya, Hal itu tak perlu terjadi jika semua unsur pimpinan KPK konsisten menjaga soliditas dan independesi institusi KPK.
"Realitas politik saat ini memang menempatkan KPK di posisi serba sulit. Akan selalu ada upaya memperlemah fungsi dan tugas KPK melalui jalur politik kekuasaan," jelassnya.
Namun, Bambang mengingatkan, realitas seperti itu harus ditanggapi sebagai tantangan. Sehingga untuk bisa merespon tantangan berat itu, diharapkan semua unsur pimpinan KPK harus patuh pada nuraninya masing-masing.
"Belajar dari pengalaman sebelumnya, sejak awal saya sudah menekankan pentingnya pimpinan KPK memrioritaskan pemulihkan independensi KPK. Pimpinan KPK pun harus kompak menangkal upaya kooptasi oleh pihak-pihak tertentu. Selain itu, pimpinan KPK harus selalu waspada dan patuh pada etika, karena akan muncul banyak perangkap yang bisa direkayasa untuk memperlemah posisi setiap figur pimpinan KPK," tegasnya.
lebih jauh Bambang megningatkan bahwa kepimpinan KPK saat ini harus belajar dari pengalaman buruk yang pernah menimpa beberapa figur pimpinan KPK sebelumnya. "Pengalaman mereka sangat berharga dan mahal. Kepemimpinan mereka menjadi tidak efektif karena ketidakpatuhan pada etika kepemimpinan. Jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama," tandasnya.