Selasa, 15 Juli 2025

Lima Hari Sekolah dan Masuk Lebih Pagi: Jangan Korbankan Anak Demi Administrasi

Lima Hari Sekolah dan Masuk Lebih Pagi: Jangan Korbankan Anak Demi Administrasi

OPINI
14 Juli 2025, 10:35 WIB

CuplikCom-Lima-Hari-Sekolah-dan-Masuk-Lebih-Pagi-Jangan-Korbankan-Anak-Demi-Administrasi-14072025104232-IMG-20250714-WA0015.jpg

Oleh: Farhan Maksudi
Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PCNU Kabupaten Indramayu

Mulai Senin, 14 Juli 2025, siswa tingkat SMP di Kabupaten Indramayu menjalani rutinitas baru: masuk sekolah lebih pagi pada pukul 06.30 WIB dan libur di hari Sabtu. Kebijakan ini diambil sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur Jawa Barat dan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, yang mendorong sistem lima hari belajar dalam seminggu. Pemerintah Kabupaten Indramayu, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, menyambutnya dengan antusias. Namun, apakah kebijakan ini benar-benar menjawab kebutuhan pendidikan lokal kita?

Perubahan jadwal masuk menjadi lebih pagi patut dikritisi. Pukul 06.30 bukanlah waktu ideal bagi anak-anak usia SMP untuk memulai aktivitas akademik yang menuntut konsentrasi tinggi. Di wilayah seperti Indramayu yang memiliki wilayah perdesaan luas, banyak siswa harus menempuh perjalanan panjang ke sekolah, bahkan sebelum matahari terbit. Dalam praktiknya, anak-anak harus bangun pukul 04.30 atau bahkan lebih pagi. Akibatnya, mereka sampai di sekolah dalam kondisi mengantuk, lelah, dan tidak siap secara fisik maupun mental untuk menerima pelajaran.

Kebijakan ini juga dapat berdampak negatif terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa. Anak-anak yang belum cukup tidur lebih rentan terhadap gangguan kesehatan seperti penurunan imun tubuh dan gangguan konsentrasi. Belum lagi risiko keselamatan di jalan, terutama bagi siswa yang harus menempuh perjalanan jauh dengan kendaraan umum atau sepeda motor pada waktu subuh.

Di sisi lain, sistem lima hari sekolah memang memberikan harapan baru: waktu libur lebih panjang di akhir pekan. Namun, jika tidak disertai dengan pengurangan beban kurikulum atau metode pembelajaran yang lebih menyenangkan, maka ini hanya akan menjadi perpindahan tekanan dari hari Sabtu ke hari-hari lainnya. Alih-alih membebaskan siswa, kebijakan ini justru bisa membuat mereka pulang lebih sore dalam kondisi lelah dan jenuh. Apakah ini yang dimaksud dengan pendidikan yang manusiawi?

Lebih ironis lagi, sistem ini diterapkan hanya untuk jenjang SMP, sementara SD dan PAUD masih tetap enam hari sekolah. Alasan yang disampaikan pemerintah adalah keberadaan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) di siang hari. Ini menunjukkan bahwa belum ada sinkronisasi kebijakan antara pendidikan formal dan nonformal. Padahal, pendidikan anak seharusnya dipandang secara holistik, bukan dibagi-bagi dalam sekat-sekat birokratis.

Hal paling mendasar yang luput dari kebijakan ini adalah pelibatan publik. Tidak terlihat adanya forum dialog terbuka dengan orang tua, guru, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Keputusan seolah diambil hanya berdasarkan regulasi administratif tanpa mempertimbangkan realitas sosial dan budaya masyarakat Indramayu. Padahal, pendidikan yang baik bukan hanya patuh aturan, tetapi juga harus adaptif terhadap konteks lokal.

Pendidikan bukan sekadar soal jam belajar dan libur akhir pekan. Pendidikan adalah soal menciptakan anak-anak yang sehat, bahagia, dan siap menghadapi masa depan. Jika sebuah kebijakan justru berpotensi melemahkan semangat belajar anak, maka sudah selayaknya ia dikaji ulang. Jangan sampai demi mengejar efisiensi administrasi, kita justru mengorbankan generasi yang seharusnya kita lindungi dan bimbing dengan bijaksana.***


Penulis : Opini
Editor : Redaksi

CURHAT RAKYAT

Ikan gurame terbesar sedunia di Bandung

Ikan gurame ini saya pelihara dari seukuran silet hingga besar seperti ini dalam waktu 5 tahun. Ikan gurame ini jenis bastar & berkelamin betina.

Kemenparekraf Gandeng Merry Riana Group Tingkatkan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menjalin kerja sama dengan Merry Riana Group dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif. Kolaborasi ini bermula dari kunjungan Menteri Pariwisata dan E

Workshop Gerabah Sitiwinangun Kabupaten Cirebon

Sitiwinangun adalah nama sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Desa ini sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar dan masih bertahan di wilayah Kabupaten Cirebon. Dapat dikatakan kerajinan gerabah Sitiwi

TERBARU LAINNYA

IKLAN BARIS

Ruqyah Islami wilayah Indramayu dan sekitarnya, Hub Ustadz ARI wa 0877-2411-1128
Hadir FRENDOT jasa pembuatan stiker, kalender, plakat, cetak ID card dan banyak lainnya lokasi depan RS MM Indramayu
Bakso Goyang Lidah depan Gardu Induk Singajaya, menggoda selera. Kualitas Daging Sapi terjamin.
Jasa Foto / Video Wedding dan Prewedding, Live Streaming Indramayu dan sekitarnya, Harga Terjangkau Kualitas Cemerlang. Cuplik Production WA 081312829503
layanan terapi hati ,kesembuhan luka batin,fobia,anxiety ,cemas, hidup sial,tak bahagia ,rezeki seret,psikomatik dan semua yang urusan pikiran ,bisa konsultasi wa 0813 5227 9928 /bang rudy insyaalllah