Supendi Samian
Oleh: Supendi Samian (Akademisi, Ketua STIDKI NU Indramayu)
Dalam era disrupsi teknologi dan globalisasi, lanskap ketenagakerjaan mengalami perubahan yang signifikan. Pekerjaan tradisional yang hanya mengandalkan tenaga fisik mulai tergeser oleh pekerjaan berbasis keterampilan (skill-based jobs). Transformasi ini memberikan peluang baru bagi pekerja untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui penguasaan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan pasar.
Transformasi pekerja berbasis skill merujuk pada pergeseran pola kerja dari ketergantungan pada pekerjaan berupah rendah dan tidak terampil, menuju pekerjaan yang menuntut kemampuan khusus, baik teknis maupun non-teknis (soft skills). Ini mencakup yaitu:
Upskilling: Peningkatan keterampilan pada bidang pekerjaan yang sama.
Reskilling: Pembelajaran keterampilan baru untuk berpindah ke bidang pekerjaan yang berbeda.
Lifelong Learning: Pembelajaran berkelanjutan untuk menghadapi dinamika dunia kerja.
Faktor dalam Pendorong Transformasi yaitu:
Transformasi ini berdampak langsung terhadap kesejahteraan keluarga dalam berbagai aspek yaitu :
Ekonomi:
Pekerja dengan skill tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan tinggi.
Pendidikan Anak Penghasilan yang lebih baik membuka akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak.
Kesehatan Keluarga Meningkatnya kemampuan ekonomi mendukung pemenuhan kebutuhan gizi dan layanan kesehatan.
Keseimbangan Waktu:
Pekerjaan berbasis skill cenderung lebih fleksibel, memberi waktu lebih bagi keluarga.
Ketahanan Sosial: Keluarga dengan dasar ekonomi dan pendidikan yang baik lebih tahan terhadap krisis.
Strategi dalam Mendorong Transformasi yaitu :
Transformasi pekerja berbasis skill adalah kunci dalam membangun ketahanan dan kesejahteraan keluarga di tengah dinamika zaman. Pemerintah, institusi pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk menciptakan ekosistem pembelajaran dan kerja yang inklusif dan adaptif terhadap perubahan.
Transformasi pekerja berbasis skill merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Peningkatan dan penyesuaian keterampilan tidak hanya berdampak pada produktivitas individu, tetapi juga secara langsung meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga.
Keluarga yang didukung oleh pekerja terampil cenderung lebih mandiri secara ekonomi, adaptif terhadap perubahan, serta memiliki ketahanan sosial yang kuat.
Oleh karena itu, upaya kolektif dari berbagai pihak—termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat sipil—sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan dan berorientasi pada pengembangan skill.
Dengan demikian, transformasi pekerja tidak hanya menjadi solusi ketenagakerjaan, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam membangun keluarga yang sejahtera, tangguh, dan berdaya saing di tengah tantangan global.