"Suriah akan menjadi negara Islam dan Syariah ditegakkan dan kami tidak akan menerima apa-apa lagi. Demokrasi dan sekulerisme telah benar-benar ditolak," ujarnya, seperti dilansir Reuters Minggu (13/1/2013)
Sebagai seorang anggota dari unit Jundullah, Khattab memiliki sedikit pengetahuan tentang bahasa Arab. Berpakaian sporty dan menyandang AK 47, ia berbicara di puing-puing gedung dengan penerjemah Suriah dan menolak untuk difoto atau difilmkan karena takut diidentifikasi saat kembali ke Turki.
Dia memperingatkan siapa saja yang mungkin menghalangi. "Kami akan melawan mereka, bahkan jika mereka adalah salah satu kaum revolusioner atau siapapun," ujar Khattab, yang meninggalkan pekerjaannya sebagai supir untuk berperang di Afghanistan selama dua tahun dan kemudian pindah ke Suriah sejak enam bulan lalu.