"Kasus ini menakutkan, karena kasus ini kalau dipolitisasi maka akan timbul trauma publik," katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (18/8).
Hal itu bagi Boni berawal dari prosesi penangkapan Nazaruddin yang secara tiba-tiba dan mengandung banyak kejanggalan, seakan sebuah skenario yang sudah disetting, sehingga ia menilai saat terjadi penangkapan itu kasusnya sudah mulai berhenti.
"Penangkapan nazar kemarin itu adalah merupakan akhir dari kasus ini, Tiba-tiba ditangkap oleh orang yang bertopeng"
Boni juga menilai Nazaruddin sebagai 'kambing hitam' dari kepentingan partai Demokrat yang pernah dinyanyikan para kadernya oleh Nazar, yang menginginkan pihaknya bersih dari kasus itu. "Nazaruddin akan menjadi luandry untuk mencuci bersih demokrat," tambahnya.
Saat ini, lanjutnya, Nazar menyatakan akan diam dan biarlah dirinya terhukum, bagi boni itu merupakan tindakan yang logis, karena sebelumnya Nazar pun ditangkap secara diam-diam."Nazar mau diam, dia logis. Karena dulu dalam keadaan tiba-tiba," lanjutnya.
Oleh karenanya Boni berharap harus ada satu gerakan untuk melindungi nazaruddin agar dapat nyaring terdengar lagi seperti sebelum ia tertangkap.
"Melindungi Nazaruddin konteks sekarang sangat penting. Melindungi dalam arti memastikan Ia (Nazaruddin) dapat bernyanyi merdu lagi," tandasnya.