wajahmu tersebar dimana-mana;
poster, majalah, baliho, televisi, internet, bahkan
di peta-peta sekolah dan perguruan tinggi.
pantaslah, jika sapa saja memandang wajahmu,
pastilah pesona yang akan melintas,
meski kerut kening sudah benar-benar keriput.
namun aku ragu dengan semua itu;
wajah indahmu bagaikan madah,
yang justru membuat hati semakin gundah.
wajah cantikmu seperti taktik, merembik dan mencekik,
bahkan berbuat licik.
wajah teduhmu laksana guruh, menggelegar,
tapi tak bisa berbuat apa-apa.
Indonesia,
dimana lagi kini aku harus mencari wajahmu
yang indah, cantik dan teduh seperti dulu?
wajah yang hijau dengan sawahnya,
wajah yang anggun dengan embunnya,
wajah yang jernih dengan sungainya,
wajah yang dalam dengan lautnya,
wajah yang rimbun dengan pepohonannya,
wajah yang biru dengan langitnya,
wajah yang hangat dengan mataharinya,
wajah yang sejuk dengan sinar bulannya,
wajah yang wajah dengan wajahnya,
wajah...
wajah...
wajah...
wajah...
Indonesia,
hingga kini, aku masih terus mencari wajahmu,
wajah yang selalu kurindukan.
entah meski sampai kapan?
Jogja, 2001