
"Kalau baru tiga bulan operasi sudah diputuskan merugi, saya kira penilaiannya agak prematur. Apalagi upaya promosi Priex ini tampaknya belum dilakukan secara optimal," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata, Perhubungan, dan Telematika Kadin Jabar, Yachya Machmoed, Senin (23/11).
Menurut Yachya, yang juga menjabat sebagai Sekum DPP Asita, untuk bisnis transportasi umumnya baru dievaluasi dan diputuskan untuk dihentikan jika sudah beroperasi setahun. Itupun biasanya setelah berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan berbagai macam kegiatan promosi.
Malah umumnya untuk membuka jalur baru, kegiatan promosi sudah dilakukan empat bulan sebelum dioperasikan. Hal seperti itu dinilai Yachya tidak dilakukan secara optimal pada KA Priex, terbukti sampai saat ini masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan KA Priex.
"Saya sangat menyayangkan kalau KA Priex sampai dihentikan. Sebenarnya jalur tersebut sangat potensial, baik suntuk angkutan bisnis maupun angkutan wisata. Apalagi jika PT KA mendasarkan keputusan itu, hanya dengan proyeksi 3 bulan saja," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah IV Priangan Tb. Hisni juga mengharapkan KA Priex tetap dioperasikan. Pihakna sudah melakukan konsolidasi dengan Pemkot Banjar, Pemkot Tasikmalaya, dan Pemkab Tasikmalaya, untuk mengevaluasi dan mencari jalan meningkatkan okupansi KA Priex.
"Hasil evaluasi yang juga diikuit oleh pihak PT KA Daops 2 Bandung, kesimpulannya KA Priex s masih sangat kurang sosialisasinya. Kami lantas mencari menyepakati beberapa solusi untuk bisa menngkatkan okupasinya," katanya.