

Cuplikcom - Indramayu - Pemerintah Desa (Pemdes) Santing, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, kembali menjadi saksi meriahnya pelestarian warisan leluhur melalui perhelatan akbar Adat Desa Unjungan Ki Buyut Gentong. Ratusan warga tumpah ruah di lokasi acara untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang sakral sekaligus meriah.
Acara adat tahunan yang digelar tepat pada hari Senin (17/11/2025) ini bukan sekadar rutinitas. Ia adalah momentum penting yang merangkum rasa syukur, doa bersama, dan ikatan silaturahmi yang kuat antarwarga Santing, sekaligus menjadi penanda kekayaan budaya Indramayu yang terus dijaga eksistensinya.
Sandiwara Legendaris Jadi Penutup
Kemeriahan Unjungan Ki Buyut Gentong tahun ini dipastikan semakin semarak dengan hadirnya hiburan legendaris yang selalu dinantikan, yaitu seni sandiwara. Seni Sandiwara Lingga Buana dari Desa Muntur, Losarang, pimpinan Asep Kurniawan, S.K.M., didapuk untuk menghibur masyarakat, menyajikan tontonan sarat makna sebagai penutup rangkaian acara adat.
Tujuan utama Unjungan Ki Buyut Gentong ini diungkapkan secara langsung oleh Pemdes Santing. Mewakili Kuwu Desa Santing, Hj. Sairoh, melalui akun resmi Facebook Kantor Dessa Santing, Pemdes menyampaikan tiga pilar utama di balik perayaan ini. Melestarikan adat budaya, momen bentuk rasa syukur atas nikmat dan berkah, serta menjaga tradisi warisan leluhur. Mempererat silaturahmi, kegiatan ini menjadi ajang mempererat hubungan dan kebersamaan antarwarga.
Khidmat Doa dan Tumpeng Syukur
Rangkaian acara diawali dengan prosesi yang penuh khidmat, yakni doa bersama. Sesuai tradisi, Unjungan selalu diawali dengan mendoakan arwah leluhur, memohon keselamatan, dan bersyukur atas rezeki yang telah diterima sepanjang tahun.
Pemandangan yang unik dan mengharukan terlihat saat warga Desa Santing berbondong-bondong menuju lokasi acara. Mereka datang dengan membawa tumpeng, yang merupakan simbol hasil bumi dan wujud syukur, untuk kemudian didoakan bersama.
Suksesnya pelaksanaan acara ini tak lepas dari kerja keras panitia yang solid. Adat desa ini dikomandoi oleh Sartalim selaku Ketua, didampingi Rastim sebagai Sekretaris, dan Sugeng yang bertugas sebagai Bendahara, memastikan seluruh rangkaian berjalan lancar dan tertib.
Pementasan Sandiwara Sempat Tertunda
Setelah prosesi doa bersama yang menggetarkan hati, suasana berubah menjadi lebih riang. Masyarakat yang hadir dengan antusias beralih fokus, bersiap untuk menyaksikan pementasan dari Sandiwara Lingga Buana yang telah ditunggu-tunggu.
Meskipun pementasan puncak direncanakan pada Malam hari, sebagian pertunjukan awal sudah mulai disaksikan, menambah semarak suasana kebersamaan pasca doa.
Sayangnya, pementasan sandiwara Lingga Buana nanti malam harus sedikit tertunda akibat faktor alam. Pada Sore hari, lokasi acara diguyur hujan deras, membuat area menjadi basah dan berpotensi menghambat jalannya pertunjukan.
Pihak panitia, dengan mempertimbangkan kondisi terkini, berharap agar cuaca segera membaik. Pementasan sandiwara akan dilanjutkan setelah hujan benar-benar reda, sehingga warga dapat menyaksikan hiburan dengan nyaman dan aman hingga tuntas.
Unjungan Ki Buyut Gentong di Desa Santing ini sekali lagi membuktikan bahwa tradisi dan adat istiadat leluhur tetap menjadi denyut nadi kehidupan masyarakat. Ini adalah simbol dari komitmen kolektif Pemdes dan warga untuk melestarikan identitas desa Santing bagi generasi mendatang.