Pemerhati teknologi, Prof Dr Gede Winasa menyatakan, keruwetan dalam rangkaian pemilu 9 April lalu sebenarnya tidak perlu terjadi jika bangsa ini sudah mampu menerapkan teknologi informasi (IT) dengan baik dan benar untuk kepentingan itu.
Munculnya sejumlah masalah pada pemilu legislatif yang baru lalu, telah mengilhami Kabupaten Jembrana untuk menyelenggarakan pemilihan kepala dusun berbasis IT.
Warga Dusun Pasatan, Desa Poh Santen, Kecamatan Mendoyo, siang itu memilih kepala dusunnya dengan perangkat IT yang disebut electronic voting (E-voting).
Menempati balai dusun setempat, warga Pasatan datang untuk memberi suara kepada dua calon kepala dusun mereka, yakni I Ketut Sarna dan Gusti Putu Sumberdana.
Tiba di lokasi, warga secara bergilir menuju terminal verifikasi yang disediakan, dan pada terminal ini warga tinggal meletakkan J-ID (Jembrana identitas diri) yang berupa KTP-SIAK (sistem administrasi kependudukan).
KTP milik warga tersebut, sebelumnya telah dilengkapi teknologi IT yang disebut RFID. Dengan demikian, setiap warga yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT), nama dan fotonya akan muncul di layar monitor begitu KTP-nya diletakkan di meja terminal verifikasi.
Sebaliknya, warga yang tidak termasuk dalam DPT, dalam layar monitor tidak akan muncul gambar apa-apa. Pemilih yang model ini, jelas oleh panitia langsung ditolak.
Untuk warga yang identitasnya muncul di layar monitor, oleh panitia diarahkan menuju bilik suara.Di bilik suara, pemilih juga meletakkan J-ID di meja yang tersedia, maka seketika akan muncul gambar dan identitas kedua calon kepala dusun.
Dengan munculnya gambar kedua calon, pemilih tinggal menyentuh foto salah satu calon pilihanya pada layar monitor yang berteknologi touch screen. Selesai sudah kewajiban para pemilih.
Prof Winasa yang juga Bupati Jembrana itu mengungkapkan, dengan teknologi IT, setiap pemilih hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk melakukan proses pencentangan.
Untuk pemilihan kepala dusun di Pasatan yang dimulai sejak pukul 09.00, pada pukul 12.00 Wita, seluruh hasilnya sudah dapat diketahui warga pada layar LCD.
Dikatakan, begitu panitia menyatakan pemungutan suara selesai, dalam hitungan detik hasilnya sudah muncul di layar.
Pada pemilihan siang itu, muncul nama Gusti Putu Sumberdana sebagai pemenang dengan memperoleh 219 (68,2 persen) suara, dan rivalnya Ketut Sarna meraih 102 suara.
Winasa yang menyaksikan langsung pemilihan kepala dusun siang itu, menyampaikan bahwa teknologi informasi dapat membantu mewujudkan pemilu yang efektif dan efisien.
"Kekacauan masalah DPT, misalnya, dapat diminimalisasi dengan memanfaatkan database SIAK. Sedangkan penggunaan kertas suara, digantikan oleh touch screen yang sangat hemat sekaligus cermat," katanya.
Mengingat itu, kata dia, pemilu mendatang, termasuk proses Pilkada di sejumlah daerah, perlu memanfaatkan teknologi IT dalam pelaksanaannya.
Turut menyaksikan pelaksanaan pemilihan kepala dusun yang cepat dan akurat siang itu, tampak unsur Muspida serta sejumlah anggota KPU dari beberapa kabupaten Bali dan daerah tetangga Banyuwangi, Jawa Timur.