
Sejak Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Sudan Omar al-Bashir pada 4 Maret, organisasi kemanusiaan telah menjadi incaran. Diawali perintah pengusiran terhadap organisasi kemanusiaan internasional dari Darfur, penculikan pekerja kemanusiaan, dan kini pembunuhan.
"Dia diserang pada Sabtu (21/3) oleh orang yang menginginkan telepon satelitnya," kata Mark Simmons, direktur wilayah untuk program kerja sama bantuan Afrika (FAR). "Mereka datang ke rumahnya, Senin (23/3) malam untuk mengambil telepon itu, tapi tidak ada. Seorang yang membawa senjata lalu menembaknya," tambahnya.
Simmons mengatakan, aksi penyerangan terjadi di Darfur Barat dekat perbatasan dengan Chad. "Kami telah berada di Sudan selama 24 tahun, dan ini pertama kalinya salah satu dari staf kami dibunuh," katanya.
Sebelumnya, pada Februari, dua pekerja kemanusiaan asal Sudan yang bekerja untuk badan bantuan asal Prancis juga tewas dibunuh oleh sekelompok penyerang bersenjata yang menunggang kuda di Darfur.
Tidak Dibantah
Sementara itu, media massa Mesir melaporkan bahwa Bashir akan berkunjung ke Mesir, Rabu (25/3) ini, sekalipun dirinya terancam perintah penangkapan oleh ICC. "Bashir akan tiba Rabu, untuk bertemu Presiden Hosni Mubarak," kata seorang pejabat Mesir yang tak disebutkan namanya, dalam laporan media di Kairo.
Di Khartoum, rencana kunjungan Bashir itu tidak dibantah, maupun dikonfirmasikan oleh pejabat Sudan. Menteri Luar Negeri Sudan Samani al-Wasila, hanya menjawab bahwa tidak ada yang dapat menghentikan Bashir jika dia ingin berkunjung ke negara mana pun. Mesir akan menjadi negara kedua yang dikunjunginya, setelah 4 Maret.