Akan tetapi jika dirunut ke latar belakang sejarah, rupanya "Tetap Tersenyum Yuk" itu telah dipraktekkan oleh elit politik kita jauh sebelum Cesar melakukannya. Paling tidak itu adalah pendapat Umar S. Radic, yang belakangan ini sering memberikan komentar atas berbagai fenomena yang terjadi dalam keseharian kita melalui cuplik.com.
Menurut Umar, fenomena "Tetap Tersenyum Yuk" telah dipraktekkan oleh elit politik Indonesia yang sadar kamera jauh sebelum Cesar nongol di televisi.
"Coba perhatikan elit politik kita yang tengah menghadapi pers. Mereka pasti akan memberikan senyum terbaiknya yang seolah-olah mengatakan "Tetap Tersenyum Yuk", kata Umar
Umar menambahkan bahwa gejala "Tetap Tersenyum Yuk" yang menghinggapi elit politik Indonesia adalah gejala Joker Syndrome, yaitu sebuah gejala memunculkan senyum karena proses latihan yang berulang-ulang. Kata Joker diambil dari salah satu tokoh antagonis dalam film Batman yang selalu tersenyum setiap saat, sekalipun si Joker ini baru saja menghancurkan sebuah kota.
"Elit politik kita memang tak ubahnya seperti Joker yang selalu tersenyum. Tetap keep smile sekalipun menjadi tersangka korupsi. Dan yang paling menarik adalah, sekalipun menjadi tersangka korupsi, kemudian diadili dan dijebloskan ke dalam penjara, bahkan dari balik jeruji besi sekalipun elit politik kita tetap memberikan senyum terbaiknya kepada bangsa ini," pungkas Umar, nyaris tertawa.