Hal itu diungkapkan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat saat ikut menjadi salah satu bagian dari solidaritas Aliansi Peduli Aktivis Indramayu (APAI), pihaknya sangat menyayangkan aksi anarkisme para petani.
"Kalau kemarin PP (Pemuda Pancasila) memukuli buruh, sekarang lebih meningkat lagi polisi yang melakukan terhadap petani. Ini sebenarnya sama saja bermuara pada pengaruh penguasa dinasti hari ini di Indramayu," ujar Ketua HNSI Jawa Barat, Ono Surono ST saat menghadiri undangan solidaritas di kampus AMIK Indramayu, kemarin (28/8/13).
Menurutnya, peristiwa kekerasan yang menimpa aktivis di Indramayu harusnya ada kepedulian dari pemerintah itu sendiri untuk mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus-kasus tersebut, dan bukan malah dibiarkan. Sehingga asumsi adanya pengaruh penguasa Indramayu sangat rasional.
Terkait ditahannya 5 aktivis Serikat Tani Indramayu (STI) di Polres Indramayu, Ono Surono mengingatkan kepada kepolisian agar tidak memihak dan bukan hanya pihak petani yang ditangkap, tetapi para oknum yang dianggap preman juga diminta diperiksa dan diperlakukan sama.
"Tidak semua masyarakat paham terhadap aksi yang dilakukan STI, untuk itu semua pihak harus melihat kejadian ini secara objektif. Jangan terjebak dengan pembakaran alat berat itu, tapi harus diungkap kenapa STI melakukan aksi tersebut," jelas Caleg nomor urut 3 DPR RI dari PDI Perjuangan itu.
Ia melihat, pembangunan waduk Bubur Gadung di Loyang, Cikedung, Indramayu, memang sangat penting dan merupakan infrastruktur yang dibutuhkan petani Indramayu. Namun juga harus dipahami ada kesepakatan yang belum selesai antara petani dan perusahaan yang mendapatkan proyek itu.
"Maka secara hukum memang harus dituntaskan atas aksi anarkis itu. Namun juga polisi harus objektif melihat akar permasalahannya dan tidak ada keberpihakan, baik dengan perusahaan ataupun pemerintah terkait," kata ketua Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra itu.
"Ingat, polisi itu untuk mengayomi masyarakat dan bukan melakukan tindakan represif, tentu banyak cara yang lebih santun untuk menyelesaikan masalah pembangunan waduk itu," pungkasnya.
Diketahui, ditahannya lima aktivis petani tersebut mengundang solidaritas para aktivis Indramayu dan Jawa Barat membentuk aliansi dengan nama Aliansi Peduli Aktivis Indramayu (APAI), diikuti oleh puluhan ormas, mahasiswa, dan LSM.