Maduro merupakan orang yang ditunjuk untuk melanjutkan 14 tahun kepemimpinan Chavez. Sebelum mangkat, Chavez pernah berpidato pada 5 maret lalu untuk kelanjutan sosialisme di Venezuela.
Hal itulah yang membuat Maduro mendapat dukungan dari rakyat Venezuela. Meski demikian, hasil yang diperoleh Capriles mengejutkan banyak pihak.
Capriles, 40 tahun, beranggapan bahwa para pemilih sudah bosan dengan kepemimpinan Chavez. Ia menilai era Chavez dipenuhi kriminalitas, inflasi yang tinggi dan perampasan kepemilikan. Dia menuduh pemerintah memaksa pegawai negeri untuk memilih Maduro.
"Apa yang kita inginkan untuk demokrasi, adalah demokrasi untuk semua. Sebuah negara dimana kita dapat mendapat hak tanpa kemungkinan untuk dirampas," ungkap Capriles. Situasi pemilihan sendiri berlangsung cukup tegang.
Nicolas Maduro sendiri bakal bebas melanjutkan metode kepemimpinan Chavez. Ini berarti Venezuela bakal melanjutkan kebijakan anggaran berbasis minyak bumi untuk menghapus angka kemiskinan dari 50 ke angka 29 persen dengan program kesehatan, pendidikan dan pangan yang sudah populer di era Chavez.
Maduro sendiri merupakan mantan sopir bus dan aktivis buruh yang 'naik kelas' menjadi menteri luar negeri dan wakil presiden.