
Hal itu disampaikan seorang pejabat pertahanan AS, Kamis (12/3) di Washington. Insiden itu terjadi pada hari Minggu lalu. Setelah itu kapal perusak AS bernama USS Chung-Hoon langsung mendampingi USNS Impeccable di wilayah yang sama.
Pengawalan dengan kapal-kapal perang itu akan diberlakukan untuk kapal-kapal AL AS yang beroperasi di Laut China Selatan.
Pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi di Gedung Putih, Presiden AS Barack Obama memang tidak menerima permintaan China soal penghentian pengintaian AS itu. Presiden Obama menekankan bahwa sangat penting untuk meningkatkan pembicaraan antara pihak militer AS dan China untuk menghindari insiden serupa di masa datang.
Kecam tindakan AS
Perwira Angkatan Laut China bereaksi keras mengecam tindakan AS itu. Salah satu perwira yang tidak disebut namanya, seperti dikutip surat kabar The China Daily, mengatakan keputusan AS itu berlebihan. ”Waktu dan cakupannya telah menjauh dari apa yang bisa Anda katakan sebagai layak,” kata perwira itu yang juga dikutip Times Online.
Disebutkan, Angkatan Bersenjata (PLA) China mencatat gerakan AS itu dan mengamati perkembangan- perkembangan selanjutnya dari dekat.
USS Chung-Hoon dipersenjatai dengan torpedo dan peluru kendali. Beberapa pihak mengatakan hal itu merupakan sinyalbahwa Pentagon bermaksud ”terus menekan” China.
Fu Mengzi, Wakil Presiden China Institute of Contemporary International Relations, mengatakan, insiden terbaru itu harus dimaknai secara terpisah dari kebijakan Presiden Obama terhadap China secara keseluruhan. Fu mengatakan kejadian itu lebih merupakan pengaruh dari perwira- perwira militer AS.
”Obama mengupayakan kerja sama dengan China, tetapi sejumlah perwira militer AS tidak menyukainya, yang kemudian melakukan tindakan yang mengarah ke konfrontasi di laut itu,” ujarnya.
Ketegangan di laut antara China dan AS cukup sering terjadi. Pada November 2007 Pentagon kemudian memerintahkan gugus armada laut AS itu berlayar melalui Selat Taiwan yang sempit.
AS melakukan itu setelah China menolak permintaan berlabuh bagi kapal induk AS, Kitty Hawk, di Hongkong. Tindakan AS itu jelas membuat China marah. AS tertarik untuk mengetahui keberadaan sebuah pangkalan kapal selam yang baru milik China di dekat kota Sanya. Pangkalan ini disebut sebagai pangkalan kapal- kapal tercanggih milik China, di antaranya termasuk yang memiliki kekuatan nuklir. Pangkalan ini dekat dengan lalu lintas perairan internasional.