"Ada indikasi ke sana, dan ada juga buruh yang tetap di suruh kerja shift di hari minggu sehingga tidak bisa mencoblos. Lumayan banyak. 120 ribuan," papar Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar, Senin (25/2/13).
Hal itu dipertegas oleh salah satu calon Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka. Ia menegaskan, hasil Pilgub, meski secara hitung cepat (pengambilan sampel) dimenangkan incumbent (Aher), belum selesai. Pasalnya proses penghitungan suara masih harus diawasi.
"Penyelenggara pemilu jangan main-main dengan proses penghitungan suara. Saya meminta semua masyarakat untuk terlibat mengawasi keseluruhan proses penghitungan suara agar hasil Pilgub 24 Februari benar-benar sesuai dengan keinginan rakyat Jawa Barat," jelas Rieke.
Selain itu, Rieke juga meminta agar penyelenggara Pemilu (KPU dan Panwaslu) untuk tegas melaksanakan kewenangannya dalam menyikapi indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh incumbent yang disinyalir selalu memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye.
"Bahkan pelanggaran juga banyak dilaporkan oleh masyarakat, seperti penggunaan fasilitas pemerintah saat kampanye juga terjadi," terangnya.
Oleh karenanya, Rieke merasa optimis, dirinya yang sebagai salah satu calon gubernur yang baru bersama aktivis anti korupsi Teten Masduki, sejatinya bisa meraih kemenangan, karena baginya rakyat Jawa Barat butuh dan menginginkan perubahan dan pemimpin baru.
"Kita harus optimis, kita tidak pakai uang rakyat atau fasilitas publik. Perjuangan kita adalah perjuangan buruh, tani, nelayan, kaum Nahdiyin dan non muslim," pungkas Rieke.