
"Peringatan Hari Kelautan Dunia seharusnya menjadi renungan dan refleksi Pemerintah Indonesia bagaimana sektor kelautan menjadi garda depan pemenuhan sumber kehidupan bagi masyarakat khususnya para nelayan tradisional yang hidupnya tergantung pada wilayah pesisir dan kelautan," tutur Sekjen Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Budi Laksana, Jumat (8/6).
Dia memaparkan, kenyataannya pemanfaatan perikanan Indonesia lebih dinikmati oleh kapal-kapal asing yang lalu lalang diperairan Indonesia, SNI mencatat, hampir 10 tahun Indonesia harus kehilangan 30 triliun akibat makin maraknya pencurian ikan, dan di tahun 2012 data yang di lansir Kementerian Kelautan dan Perikanan ada 1150 kapal ikan yang diperikasa karena tidak memiliki kelengkapan administrasi. Dari 1150 kapal tersebut 39 kapal yang kemudian dianggap ilegal, 28 diantaranya berbendera asing dan 11 kapal berbendera Indonesia.
Pencurian ikan itu, lanjutnya, seringkali dilakukan di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga seperti Selat Malaka, Laut Natuna, Kepulauan Riau, Sulawesi bagian Utara dan Arafura Maluku.
"Peraturan-peraturan yang dibuat dalam rangka pengelolaan sumber daya perikanan Indonesia, seringkali tidak diimbangi dengan penerapan sanksi dan penegakan hukum yang jelas sehingga dari tahun ke tahun pencurian ikan kembali meningkat tanpa ada penyelesaian jalan keluar," tegas Budi.
Untuk itu, SNI menyarankan empat point terhadap pemerintah, bahwa :
Diketahui, di Indonesia kontribusi sektor kelautan terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional mencapai lebih dari 20 % setiap tahun. kontribusi tersebut berasal dari sektor perikanan, tranportasi laut, pariwisata bahari, industri maritim, pariwisata bahari, pertambangan lepas pantas dan jasa-jasa kelautan. Sedangkan untuk sektor kelautan dan Perikanan, produksi perikanan nasional mencapai 9,68 % pertahunnya.
Hari Kelautan Dunia sudah rutin dilakukan sampai akhirnya PBB mengakuinya. Secara resmi peringatan pertama Hari Kelautan Dunia dilakukan pada tanggal 8 Juni 2009 pada saat itu Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyampaikan ajakan untuk memperhatikan laut karena perannya begitu besar pada manusia. Hingga pada tanggal 8 Juni selalu diperingati sebagai Hari Kelautan Dunia (World Ocean Day).