Kepala BIN Baru, Jangan Jadi Alat Kekuasaan SBY

Cuplik.Com - Jakarta - Pergantian Kepala BIN memang sesuai tuntutan publik selama ini, karena dianggap gagal mendeteksi dini dan antisipasi terhadap aksi terorisme, namun adanya Kepala BIN baru diharapkan bukan sebagai alat untuk menyelamatkan kekuasaan SBY dan mensukseskan kroni-kroninya di 2014.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta Satti Pane, Minggu (23/10/11). Menurutnya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano Norman yang baru, diharapkan dapat membawa BIN menjadi profesional.

"Dengan begitu BIN di bawah Marciano tidak dituding sebagai alat kekuasaan, untuk mengantisipasi 2014 dan mengawal serta meng-golkan kader sby di pilpres 2014," jelas Pane.

Meskipun, lanjutnya, dalam era demkratisasi modern saat ini, seharusnya institusi intelijen negara dipegang dari kalangan sipil, namun masih dari kalangan militer.

"Pergantian Sutanto ke Marciano berefek buruk bagi citra dan kinerja polri ke depan. Pergantian ini akan membawa prubahan radikal di BIN. Sebab Sutanto telah memasukkan 16 jendral polisi untuk memegang posisi yeng seblumnya dijabat perwira militer," jelasnya.

Pergantian itu juga menurut Pane menunjukkan bahwa hal itu seharusnya menjadi tamparan bagi Polri, sebab perwira Polri (Sutanto) yang dipercaya mengemban jabatan tertinggi di bidang intelijen negara telah gagal menjalankan tugas. Sehingga jabatan Kepala BIN kembali diserahkan kepada militer.

Meski demikian, Pane berharap Kepala BIN ke depan mampu melakukan kinerja yang dapat memberikan kepuasan terhadap publik.

"Dapat melakukan deteksi dini terhadap pihak-pihak asing yang berusaha merongrong NKRI, baik rongrongan sosial, politik maupun ekonomi," tandasnya.