Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad mengatakan, optimisme pasar terhadap susunan kabinet baru yang positif bisa mendorong pertumbuhan kredit, sebab saat ini kredit yang belum tercairkan atau undisburshed loan nilainya di atas Rp 250 triliun.
“Diharapkan, sampai akhir tahun pertumbuhan kredit bisa 12-13 persen. Pertumbuhan kredit tahun ini turun drastis, hampir hanya separo dari tahun lalu,” kata Muliaman, Kamis (22/10).
Di awal 2009, BI sempat optimistis pertumbuhan kredit bisa mencapai 15 persen, jauh di bawah pertumbuhan kredit tahun lalu yang sebesar 32 persen. Sayangnya, karena efek krisis keuangan global masih terus merembet pada 2009, penyaluran kredit baru oleh perbankan mengalami kontraksi.
BI, lanjut Muliaman, kini memilih bersikap realistis bahwa realisasi pertumbuhan kredit sampai akhir tahun maksimal hanya 12-13 persen. “Permintaan kredit yang rendah membuat undishbursed loan menjadi besar dan cenderung meningkat,” ujarnya.
Terkait suku bunga, Muliaman menyatakan, sebenarnya beberapa bunga bank sudah menurunkan rate-nya. Suku bunga kredit baru untuk nasabah sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kini rata-rata 12-13 persen per tahun.
Beberapa korporasi yang mengajukan pinjaman baru bahkan sudah menerima insentif bunga 10 sampai 11 persen. “Jadi, sebenarnya harga (suku bunga) sudah comparable dari sebelum krisis,” jelasnya.