Membersihkan lemak. Saat melewati jalan lahir, banyak lemak dan "kotoran" rahim ibu yang menempel di sekujur tubuh bayi, termasuk di rambutnya. Dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan ikut terangkat. Belum lagi kotoran dari si bayi sendiri, seperti gumoh di bantal yang kemudian menempel di rambutnya. Dengan dikeramas saja mungkin tidak cukup, hingga tumpukan lemak dan kotoran tersebut harus dibersihkan dengan cara mencukur rambutnya.
Agar tak mudah teriritasi. Dengan mencukur rambut bayi, ibu mudah mengamati kalau-kalau ada sesuatu yang tak diharapkan, seperti iritasi, bisul, luka, dan sebagainya. Mencukur rambut bahkan menjadi keharusan bila sudah terjadi infeksi, misalnya ada bisul di kepalanya.
Bersifat "mendinginkan". Dengan tidak adanya rambut, tentu pergerakan udara di sekitar bayi akan mudah dinikmati oleh kulit kepalanya. Dengan begitu dia pasti akan merasa lebih nyaman, apalagi untuk bayi yang tinggal di iklim tropis.
Sejak awal kelahiran
Dilihat dari kepraktisannya, mencukur bayi di awal-awal kelahirannya lebih menguntungkan, karena bayi relatif tidak banyak bergerak. Hal ini tentu sangat membantu untuk mencegah luka karena terkena gunting. Lebih baik lagi jika proses pencukuran dilakukan saat ia sedang tidur pulas, atau saat sedang disusui. Gunakan gunting kecil khusus menggunting rambut bayi/anak (berujung tumpul) yang umumnya dijual ditoko perlengkapan anak/bayi. Mencukur plontos boleh-boleh saja, agar Anda bisa lebih cermat dan mudah mengontrol dan menjaga kesehatan kepala Si Kecil.
Supaya proses mencukur menyenangkan, siapkan dulu semua keperluannya. Mulai gunting rambut, kain lap, air hangat yang ditaruh di mangkuk yang berguna untuk membasahi rambut dan kepala Si Kecil sebelum dicukur, dan shampo untuk mencuci rambut setelah dicukur.
Jika momennya sudah tepat, yaitu saat bayi tidur atau menyusu, segeralah mencukur dengan langkah-langkah berikut;