

Pertemuan rutin Forum Anak Indramayu (Cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Indramayu - Suasana penuh semangat dan keceriaan mewarnai kegiatan pertemuan rutin Forum Anak bersama anak didik Sekolah Rakyat Kabupaten Indramayu, diselenggarakan oleh Lakpesdam dan Fatayat NU Indramayu dalam rangka Program Inklusi Kabupaten Indramayu, bertempat di Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Tugu Perjuangan, Simpang Lima Indramayu, Jawa Barat, Minggu (9/11/2025).
Kegiatan ini menjadi ruang belajar dan aneka permainan, sekaligus berbagi pengalaman antar anak dan remaja dari berbagai latar belakang.
Pertemuan ini juga melibatkan Forum Anak Kabupaten Indramayu (Fakabi), Generasi Muda Indramayu (Gemuyu), dan Relawan Literasi Masyarakat (Relima) sebagai mitra kolaboratif dalam mendukung tumbuhnya partisipasi anak di berbagai bidang sosial dan pendidikan, khususnya dalam upaya pencegahan perkawinan anak di Kabupaten Indramayu.
Melalui kegiatan ini, para peserta berdiskusi mengenai isu-isu anak, hak partisipasi, serta pentingnya lingkungan yang inklusif dan ramah anak. Anak-anak diajak untuk berani berpendapat, bekerja sama, dan berkontribusi bagi perubahan positif di lingkungan mereka.
Field Koordinator Program Inklusi Kabupaten Indramayu, Supriyatin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kapasitas anak dan remaja dalam menyuarakan aspirasinya secara kreatif dan konstruktif dalam rangka pencegahan perkawinananak.
“Kami ingin setiap anak merasa memiliki ruang aman untuk belajar, bermain, dan berpartisipasi aktif tanpa diskriminasi,” ujar Atin, sapaan akrabnya.
Menurutnya, kolaborasi lintas komunitas seperti Fakabi, Gemuyu, dan Relima menjadi contoh nyata praktik inklusi sosial di tingkat lokal untuk bergerak bersama dalam rangka Pencegahan Perkawinan Anak di Kabupaten Indramayu.
Koordinator Relima, Ahmad Khoeri, menambahkan, kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan literasi tentang pentingnya pencegahan perkawinan anak di Kabupaten Indramayu.
"Kolaborasi ini sangat menarik dan penting agar anak-anak punya tempat dan mendapatkan literasi yang pas dalam melawan perkawinanan anak di Indramayu. Semoga ke depan ada kegiatan lanjutan lagi," jelas Khoeri.
Kegiatan ditutup dengan sesi permainan edukatif dan refleksi bersama, yang semakin mempererat keakraban antar peserta. Suasana hangat dan penuh tawa menandai berakhirnya pertemuan rutin kali ini, sekaligus menegaskan komitmen bersama untuk mewujudkan Kabupaten Indramayu yang anti perkawinan anak, lebih inklusif, ramah anak, dan berpihak pada masa depan generasi muda.