
Berbicara kepada stasiun televisi France 3 dan dikutip AFP, Senin (4/5/2009), Assad mengatakan, pemerintahan AS ingin mendengar pandangan Syria soal konflik Timteng. Assad juga mengatakan, pihaknya bersedia menjadi perantara pembicaraan antara Washington dengan Hamas.
Assad berkomentar, langkah AS yang mengecap Hamas dan Hizbullah sebagai teroris, merupakan kontraproduktif terhadap keinginan negara itu yang menginginkan perdamaian di Timteng.
"Saya kira masalahnya ada di pemerintahan AS sebelumnya," ungkap Assad mengkritik mantan presiden George W Bush.
"Saya kira jika Anda (AS) ingin menangani masalah, Anda tidak bisa berkata, ?Ini baik dan ini buruk. Ini penjahat dan ini demokratis. Ini hak asasi manusia dan ini bukan politik'," tutur Assad.
"Politik itu merupakan bentuk kesepakatan dengan kenyataan. Hamas memiliki pengaruh dan Anda tidak bisa mengabaikan mereka. Anda tidak akan mencapai perdamaian jika Hamas ditempatkan di luar pembicaraan," tegasnya sambil menambahkan, langkah yang sama terhadap kelompok Hizbullah, Lebanon.