Kerusuhan terbaru ini berkaitan dengan pemberontakan mematikan yang dipimpin oleh tokoh Taliban, yang bertempur untuk mendapatkan dukungan kekuatan, setelah ditumbangkan dari pemerintahan, oleh invasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pada tahun 2001.
"Para gerilyawan yang tewas Senin (27/4) terjadi dalam razia pembersihan Taliban dari distrik Musayi, sekitar 15 kilometer di selatan Kabul," kata juru bicara kementerian dalam negeri Zemarai Bashary kepada AFP.
"Kepala bagian penyelidikan kriminal distrik itu cedera dan kemudian tewas di rumah sakit. Sebanyak 12 musuh juga tewas," kata Bashary.
"Secara terpisah, sebuah roket mendarat di dalam pangkalan militer internasional di luar kota Kabul pada Selasa (28/4) pagi, dan melukai tiga tentara Prancis yang sedang mempersiapkan akan memimpin suatu konvoi," kata seorang juru bicara militer dari Prancis.
"Salah seorang dari tentara yang dievakuasi ke Prancis adalah untuk perawatan," kata Letkol Bertrand Fayet kepada AFP.
Pasukan Prancis itu adalah termasuk dari sekitar 70.000 tentara yang dipimpin AS dan pasukan pimpinan NATO yang dikirimkan ke Afghanistan, untuk membantu negara yang rentan itu memerangi gerilyawan, yang dianggap negara-negara Barat sebagai ancaman terorisme.