Menurut Tatang Sukenda, kenyamanan kelas itu sama dengan kenyamanan yang ada di dalam bis. Tatang mencontohkannya dengan bis Cokro dan bis Damri, Sabtu (24/08/13)
"Jika misalnya nama bis Cokro diganti dengan nama Damri, karena kata Cokro mungkin mengingatkan orang pada kecoak, sementara fasilitas yang ada di dalam bis tersebut tetap sama, tentu orang tidak akan keberatan dengan perubahan nama tersebut sepanjang para penumpangnya tetap bisa sampai ke tujuan dengan aman dan nyaman,"kata Tatang, beranalogi.
Akan tetapi analogi Tatang tersebut dibantah oleh salah satu orangtua murid bahwa adalah keliru menyamakan kelas dengan bis.
"Prinsip utama pendidikan itu adalah kualitas pendidikan, bukan kenyamanannya. Sebab banyak sekolah yang tak pakai AC dan Infocus namun menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas,"papar orangtua murid tersebut.
Ketika ditanya mengapa masih juga menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 2 Indramayu, orang tersebut menjawab:
"Pendidikan itu hak warga negara. Itu dijamin oleh negara dan ada undang-undangnya. Jadi, mengapa saya menyekolahkan anak di SMP ini adalah merupakan pilihan yang lahir dari sebuah hak. Meski begitu, sangat tidak dibenarkan sekolah ini menentukan dan memungut biaya apapun secara seenaknya," kata orangtua murid tadi