Menurut Fisk, tuduhan teroris adalah propaganda Israel dan Amerika Serikat terhadap musuh-musuh mereka, yang diblow-up oleh media, sehingga seolah-olah dalam pembantaian Rab'ah Ikhwanul Muslimin merupakan kelompok bersenjata yang melawan aparat keamanan.
Fisk menambahkan, Jendral al-Sisi menganggap hubungannya dengan Israel lebih penting daripada kudeta itu sendiri, ia lebih memprioritaskan perjanjian perdamaian dengan Israel daripada perdebatan solusi krisis politik di Kairo, Fisk juga menekankan bahwa Barat sedang dalam proses persetujuan solusi yang dijalankan Sisi.
Dalam The Independent, Fisk menulis artikel tentang kenyataan yang sebenarnya bahwa justru polisi yang menembaki pemuda tak bersenjata sehingga terjadi pembantaian massal di mana keamanan memiliki izin melakukannya.