Kesalahan Amerika Diungkap Prajuritnya

Cuplik.Com - Washington - Bradley Manning, seorang prajurit Amerika Serikat (AS), bakal menjalani separuh usianya di penjara. Ia menjalani tuntutan atas pembocoran informasi sensitif dari Departemen Pertahanan AS kepada situs Wikileaks.

Prajurit berusia 25 tahun ini terancam hukuman 20 tahun penjara atas pembocoran ratusan ribu dokumen. Pengadilan militer di Washington DC menjelaskan kepada wartawan pada Senin (3/6/2013), bahwa Manning bisa saja dijatuhi hukuman mati.

"Kasus ini merupakan penggambaran bagaimana seorang prajurit mengumpulkan dokumen dari data yang terklasisikasi di database, namun kemudian membuangnya kepada musuh," ungkap Joe Morrow, Jaksa Penuntut.

Joe menambahkan, kasus ini merupakan arogansi bertemu dengan akses untuk informasi yang sangat sensitif. Sementara itu, dalam proses pangadilan, Manning lebih memilih mendengarkan tuntutan jaksa itu disamping para juri dalam pengadilan tersebut. Hal itu dipilihnya karena pengadilan ini bakal berlangsung sepanang musim panas.

Manning membuka penjelasan di depan pengadilan militer tersebut lewat slide di proyektor. Dalam salah satu isi slidenya, Manning menyebut sebuah video yang menayangkan kesalahan tentara Amerika. Kesalahan tersebut merupakan peristiwa pada tahun 2007 dimana sebuah helikopter jenis Apache menewaskan beberapa warga sipil, termasuk dua staff Reuters, Nameer Noor-Eldeen dan Saeed Chmagh.

Sebagai analis di departemen paling strategis, Manning punya akses informasi kesana. Namun, perasaan manusiawinya tak bisa ditahan, sehingga diungkaplah informasi ini kepada Wikileaks.

Dukungan Mengalir

Sementara itu, publik AS menyebut Manning sebagai whistleblower. Setidaknya ada 20 orang hadir dalam sidang militer itu, yang mendukung langkah Manning, termasuk professor dari Universitas Princeton, Cornel West, aktivis hak sipil, Medea Benjamin, dan kelompok demonstran Code Pink.

Sementara itu, Julian Assange, pendiri Wikileaks juga berkomentar soal Manning. Dikutip dari Aljazeera, Assange menjelaskan bahwa kasus Manning merupakan masalah dalam diplomasi internasional.

"Atas nama keadilan, publik mesti tahu apa yang ditutupi," ungkap Assange, yang kini masih di London, menghindar dari ekstradisi ke Swedia.

Wikileaks sendiri, sejak 2010, sudah mengungkap kasus pelanggaran HAM oleh Amerika. Kematian warga sipil di Iraq, dan bantuan terhadap pemerintah Tunisia saat terjadi Arab spring.