Tentu saja angka ini melampaui film yang diangkat dari sesama komik Marvel, The Avengers. Film para jagoan itu hanya menembus angka USD 17.1 pada pemutaran perdananya.
Pendapatan Iron Man 3 tentu saja masih sangat bisa meningkat lagi. Karena, pemutaran film yang dibesut oleh Shane Black ini baru mencapai 49 persen saja di bioskop seluruh dunia.
Sekuel ketiga manusia berbaju robot ini menceritakan Tony Stark yang harus berjibaku melawan komplotan The Mandarin (Ben Kingsley).
Ceritanya dimulai ketika Tony menghadiri sebuah acara sains tahun 1999. Ia bertemu dengan Aldrich Killian (Guy Pearce) yang diabaikannya. Waktu berlalu, Killian ternyata masih menyimpan dendam atas kejadian tersebut.
Serangan pertama The Mandarin langsung ke rumah Tony Stark di Malibu. Rumah mewah di tepi laut itu hancur dibombardir komplotan The Mandarin. Saat itu, Tony sedang mengembangkan motion sensor pada kostum Iron Man.
Dalam Iron Man 3 ini kemampuan Tony Stark benar-benar diuji. Ia menghadapi musuh yang kuat dan tak henti-henti menyerangnya. Pacar Tony, Pepper Potts (Gwyneth Paltrow), pun diculik oleh komplotan The Mandarin. Begitu juga dengan presiden Amerika Serikat.
Lantas apa hubungan Aldrich Killian dengan The Mandarins? Lalu seperti apakah kehebatan kostum Iron Man yang bersensor gerak itu? Dengan berbagai teknologi yang menelan biaya hingga lebih dari Rp. 1 trilyun, sayang kalau melewatkan film aksi yang berbumbu fiksi-sains yang satu ini.