Kenapa Tragedi Mesuji Baru Muncul Sekarang?

Cuplik.Com - Jakarta - Tragedi Mesuji, Lampung, yang melibatkan pengusaha Malaysia, birokrasi dan aparat. Menimbulkan kecurigaan banyak kalangan, padahal peristiwa itu terjadi sejak April 2011. Kenapa baru sekarang dibumingkan disaat kasus-kasus besar mulai diungkap?

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto diminta mempertanyakan sejumlah kejanggalan proses penanganan tragedi Mesuji kepada pejabat daerah dan pihak terkait di Jakarta.

"Kalau betul terjadi pelanggaran HAM berat di Mesuji pada April dan November 2011, mengapa Jakarta (Pemerintah Pusat) harus dibuat terkejut beberapa bulan kemudian (saat ini)?" ujar Anggota Komisi Hukum Bambang Soesatyo, Minggu (18/12/11).

Politisi Golkar itu menilai, tragedi Mesuji terasa janggal karena tidak menimbulkan heboh segera setelah terjadinya peristiwa. Justru menjadi heboh setelah warga dan keluarga korban bersusah payah mencari akses ke Jakarta untuk mengadukan nasib mereka ke Komisi III DPR.
 
"Hanya ada tiga kemungkinan. Pertama, skala kasusnya memang tidak sedramatis yang dilaporkan kepada Komisi III DPR. Kedua, upaya menyederhanakan kasus. Dan ketiga, sebagai upaya menutup-nutupi tragedi ini," terangnya dengan penuh selidik.
 
Dia pun menilai bahwa telah terjadi tragedi kemanusiaan atau pelanggaran HAM berat di Mesuji pada pekan kedua November 2011. "Kalau tragedi itu baru menghebohkan di Jakarta pada pertengahan Desember 2011, itu adalah rentang waktu yang sangat panjang untuk mengungkap sebuah tragedi kemanusiaan. Jelas tidak wajar," tegasnya.
 
"Maka, dalam konflik berdarah sengketa tanah 928 hektar di Mesuji, patut diduga ada pihak yang berusaha menutup-nutupi tragedi ini. Apalagi, warga setempat mengaku selalui dihantui rasa takut untuk melapor karena mendapat ancaman," imbuhnya.

Sebagaimana penjelasan Mayjen Purnawirawan TNI-AD Saurip Kadi yang mendampingi warga dan keluarga korban di Komisi III DPR, potongan Kepala korban yang di atas truk panggilannya Kalong dan Macan, cucu Haji Jalang. Tempat penggantungan juga sudah ditemukan Tim advokasi yang dipimpin Bob Hasan dan Ketua suku setempat Mauli, demikian Bambang memaparkan.