
SEOUL: Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan sejawatnya dari Amerika Serikat, Barack Obama, Selasa (26/5), sepakat untuk mencari sebuah reaksi internasional yang tegas terhadap uji coba nuklir Korea Utara ketika Dewan Keamanan PBB bergerak untuk mengadopsi sebuah resolusi baru untuk mengutuk aksi negara komunis itu.
Kesepakatan itu dihasilkan dalam sebuah percakapan telepon singkat di antara kedua kepala negara. Sehari sebelumnya, Lee juga melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Perdana Menteri Jepang Taro Aso.
Pyongyang mengatakan telah melakukan sebuah uji coba nuklir bawah tanah pada Senin pagi. Sebelumnya, Korut melakukan uji coba nuklir perdananya pada Oktober 2006.
"Presiden Lee dan Presiden Obama setuju untuk bekerja sama dalam membahas masalah Korea Utara," kata seorang perwakilan Kepresidenan Korea Selatan yang tak mau disebutkan namanya.
Pejabat di Kantor Kepresidenan Cheong Wa Dae mengatakan, negara komunis itu boleh jadi berharap melakukan pembicaraan langsung dengan Washington saat menutup hubungan dengan Seoul. Hubungan antar-Korea menjadi tegang setelah pemerintahan konservatif Lee diresmikan awal tahun lalu.
Presiden Korea Selatan sebelumnya mengecam keras uji coba nuklir Korea Utara sebagai suatu penyesalan, sedangkan Obama menyebut itu sebagai "ancaman besar" bagi perdamaian dan keamanan dunia.
"Sekarang, Amerika Serikat dan masyarakat internasional harus mengambil reaksi," kata Obama kepada wartawan di Washington. Berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi segera setelah uji coba nuklir pada 2006, Pyongyang dilarang untuk melakukan aktivitas nuklir apa pun.