Cuplik.Com - Indramayu - Ratusan buruh yang tergabung dalam PSPI (Persatuan Serikat Pekerja Indramayu) melakukan aksi damai untuk memperingati May Day 2017, di beberapa titik lokasi di Indramayu, yakni di depan pabrik CJFI Losarang, Pabrik GII Losarang, Pabrik Java seafood Eretan, Disnakertrans, Gedung DPRD dan Pendopo Indramayu, Senin (01/05/17).
Meskipun sejumlah buruh yang mayoritas menggunakan sepeda motor tersebut dengan berkonfoi dan hampir melakukan aksi blokir pantura, namun dalam aksinya berhasil di halau oleh polisi sehingga arus lalu lintas kembali normal.
Ketua SBKI, Khaerul Anam, dalam orasinya mengatakan, Mayday bukanlah hari libur, namun hari perjuangan.
"Upah yang diterima buruh di Indramayu masih belum layak, hanya dari UMK saja dan tidak ada tunjangan lainnya," Kata Anam.
Dewi Sartika, buruh perempuan PT GII Indramayu menuturkan, terkait dengan masalah cuti, khusus untuk buruh perempuan, sampai saat ini belum dipenuhi oleh pihak perusahaan.
“Kita cuma mendapat gaji UMK, sistemnya sampai saat ini sudah berjalan hampir dua tahun namun belum ada pengangkatan karyawan tetap, hanya di perpanjang tiap 6 bulan,” ungkapnya.
Dikatakannya, ada buruh perempuan yang diberhentikan secara sepihak, meskipun sedang cuti menyusui, padahal, lanjut Dewi, buruh perempuan yang bekerja di pabrik, juga harus mendapatkan hak cuti hamil, dan tidak kemudian di pecat secara sepihak oleh perusahaan.
“Peran perempuan yang bekerja di pabrik mengemban tugas yang berat, sebab perempuan jika sampai di rumah harus mengasuh anak, memasak dan beres-beres rumah,” tandasnya.
Ia menambahkan, Indamayu sebagai lumbung TKI yang paling banyak, sehingga buruh perempuan juga agar di prioritaskan.
“Kita memiliki bupati perempuan, harusnya juga bisa mengutamakan kesejahteraan perempuan di Indramayu, kami sebagai perempuan yang ada Indramayu merasa tertindas, tidak ada perlindungan sama sekali,” terangnya.
Ujang Ramdhani, perwakilan SBKI, dalam orasinya mengatakan, agar disnakertrans Indramayu bekerja profesional, tidak hanya berpihak kepada para pengusaha dan pabrik-pabrik.
Sementara, Ahmad Mubaroq, ketua SBM LPG Balongan yang juga ikut dalam aksi solideritas buruh menyatakan sikap tegas terhadap pelaku union busting, agar di tangkap, adili dan penjarakan.
“Kami juga menuntut kepada pemerintah indramayu untuk memenuhi kebutuhan buruh perempuan serta diberi hak-haknya,” pungkasnya