
INDRAMAYU - Tidak adanya normalisasi dan pengerukan membuat sungai Cibugel di Kecamatan Patrol yang membelah Desa Sukahaji dengan Bugel mengalami sendimentasi atau pendangkalan yang sangat tinggi.
Pendangkalan tersebut tentu sangat menyulitkan aktifitas nelayan disekitaran sungai.
Menurut Suharto, Nelayan dari Desa Sukahaji Kecamatan Patrol, dengan pendangkalan sungai tersebut, menyulitkan perahu nelayan untuk bersandar ke tepian sungai. Sehingga tidak bisa melakukan bongkar muat langsung ditempat sandar perahu.
"Kalau mau bongkar muat harus cari tempat yang agak dalam dulu supaya perahu bisa merapat ke tepi sungai," terang Suharto
Dikatakan, dirinya memang tidak ingat betul kapan terakhir sungai tersebut dilakukan pengerukan. Namun dipastikan sudah lebih dari sepuluh tahun tidak ada normalisasi pengerukan sungai tersebut.
Lanjutnya, dengan kondisi seperti itu beberapa perahu nelayan kerap kandas dan tidak bisa bergerak sehingga mengakibatkan tidak bisa berangkat mencari ikat ke laut.
"Apalagi kalau air laut tiba-tiba surut, bayak nelayan tidak bisa melaut karena sungainya dangkal. jadi perahu tidak bisa lewat, harus menunggu air laut pasang baru bisa keluar ke laut," terangnya.
Menurutnya, hal tersebut menambah beban serta menghambat kegiatan perekonomian nelayan. Pasalnya selain akibat pendangkalan tersebut menghambat laju perahu nelayan juga bisa menyebabkan kerusakan mesin serta perahu karena beratnya tekanan akibat lumpur pada pendangkalan sungai.
"Kalau dangkal kayak gini, perahu sering dipaksakan melaut maka seringnya mesin cepat rusak dan BBMnya jadi boros karena laju perahu terhambat," paparnya.
Disampaikan juga oleh warga Desa Bugel, Tika, bahwa pendangkalan sungai tersebut bukan saja menyulitkan nelayan, akan tetapi juga menghambat aliran air dari sungai ke laut. Akibatnya, jika musim hujan ancaman banjir selalu menghantui warga yang rumahnya lebih rendah dari tanggul sungai.
"Banjir kemarin saja banyak rumah warga yang terendam. Itu karena air hujan yang masuk kesungai tidak langsung mengalir ke laut. Karena sungai dangkal jadi air meluap ke perumahan warga," tuturnya.
Pihaknya pun menuding pemerintah daerah dan instansi terkait seolah tutup mata dengan kondisi tingginya sendimentasi di sungai tersebut. Pasalnya setiap tahunnya dampak dari tersendatnya aliran air di sungai itu selalu menyebabkan banjir namun tidak ada penanganan dari pemerintah daerah ataupun pihak terkait untuk dilakukan pengerukan.
"Warga sih minta agar pemerintah segera melakukan pengerukan, agar air sungai tidak meluap setiap musim hujan," pungkasnya