INDRAMAYU - Kebutuhan ternak potong ini masih dirasakan dari tahun ke tahun seiring bertambahnya peminat daging ternak tersebut. Di Kabupaten Indramayu sendiri hingga kini masih mengalami kekurangan ternak sapi sebagai hewan potong.
Menurut Kabid Peternakan pada Dinas Peternakan Kabupaten Indramayu, Aslani Yusuf didampingi Kasi Keswan, Dian Daju, untuk Kabupaten Indramayu masih membutuhkan 10.579 populasi sapi untuk setiap tahun. Namun hingga kini, realisasinya baru mencapai 30 persen dari target 100 persen. Sehingga, kata mereka, 70 persennya dapat dilakukan selama 5 tahun mulai tahun 2015 sampai dengan 2020 nanti, dan untuk swasembada sapi. Untuk sementara target belum tercapai, menyusul karena masalah permodalan masyarakat, tata niaga, serta belum adanya pasar sapi. Ditambah lagi belum ada perusahaan yang bermitra dan SDM yang kurang memadai.
"Penyebab lainnya yakni, para peternakan sapi masih baru, sehingga harus belajar terlebih dahulu dan untuk itu kami sudah melakukan langkah seperti memberikan penyuluhan kepada mereka, " ucapnya.
Dicontohkannya, di Kabupaten Indramayu sapi yang siap dipotong sekitar 2.000 ekor. Hewan ternak ini dipotong dalam kurun waktu setahun dengan berat badan yang rata-rata 150 kilogram. Sehingga setiap tahun Indramayu hanya bisa mencukupi 300 ton daging sapi pertahun.
" Padahal, kebutuhan kita sekitar 50 ekor sehari atau sama dengan 1.900 ton kebutuhan. Namun di kita baru bisa mencukupi sebanyak 15 ekor perhari, " terangnya.
Untuk kekurangan sapi, lanjut mereka, Kabupaten Indramayu mengimpor dari Jawa timur dan Jawa Tengah. Meski begitu diakuinya, jika populasi sapi di Indramayu sudah mencapai 100 ribu ekor, Indramayu tidak akan meminta ke Jawa Timur dan Jawa Tengah atau daerah lain. Sementara dari pusat populasi, bantuan yang diterima kebanyakan betina.
"Di kita sebenarnya sudah ada tempat peternakan sapi seperti di Kecamatan Gantar, Sliyeg, Jatibarang, Cikedung dan Terisi.”Terangnya
Masih menurut Aslani Yusuf, seiring dengan peningkatan permintaan mengakibatkan masih kurangnya persediaan. Sehingga pihaknya harus datangkan dari daerah lain.
“Ada dua lokasi yakni di kecamatan Indramayu dan Cikedung yang kini sudah menggunakan pengolahan modern sebagai pusat kesehatan hewan yang semula tempat itu menggunakan cara tradisional, " ucapnya.