Sebagai instansi yang telah mengabaikan rekomendasi wakil rakyat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu. Hingga mengakibatkan ribuan masyarakat kehilangan mata pencaharian, ribuan pelajar tidak dapat mengenyam pendidikan dan masih banyak lagi penderitaan akibat musibah yang sempat melumpuhkan transportasi nasional.
“Sebagai lembaga daerah, sikap politik kami beserta Pemkab telah diindahkan dan potensi yang terjadi hari ini musibah jebolnya tanggul sungai Cimanuk disekitar lokasi yang menjadi titik rekomendasi, maka BBWS CS harus bertanggung jawab,”ungkapnya kepada Cuplik.com usai meninjau lokasi bencana kemarin.
Menurutnya, jika rekomendasi yang disampaikan DPRD Indramayu bersama Pemkab dengan segera ditindak lanjuti, melalui tindakan preventif rehabilitasi titik titik rawan bencana. Hari ini tidak akan terjadi kerugian baik secara materi maupun psikologis masyarakat. Dapat dibayangkan bencana yang dapat menenggelamkan ratusan rumah hingga ketinggian lima meter itu begitu dahsyat dan membuat rakyat depresi.
“Janji yang sudah diuatarakan dimedia massa beberapa bulan kemarin juga menjadi bagian dari kebohongan publik, ketika selama ini beberapa titik bencana belum dilakukan tindakan nyata,”terang politisi PKB ini.
Maka lanjut Sholihin, pihaknya akan membuat kajian rekomendasi kepada pihak BBWS CS serta aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan terhadap proses rekonstruksi baik sebelum maupun pasca bencana.
“Aparat penegak hukum juga tidak bisa duduk manis, untuk melakukan penyelidikan atas bangunan tebing tembok penahan yang dibangun pada tahun 2012 itu banyak kejanggalan, agar dapat membasmi mafia-mafia proyek yang berimbas menyengsarakan rakyat,”tegas Ketua Fraksi PKB ini.
Ia juga menghimbau kepada semua pihak, agar bersama-sama membantu para korban untuk melakukan evakuasi dan rehabilitasi, apa yang dibutuhkan para korban banjir hari ini, agar dapat sepenuhnya difasilitasi dan dibantu secara swadaya dan sukarela dengan menggalan dana bekerjasama dengan Tim BPDB Indramayu dan semua pihak untuk meringankan beban penderitaan para korban.
Sementara itu, Satker Perencanaan dan Rehabilitasi BBWS CS, Widi ketika dikonfirmasi mengatakan musibah jebolnya tanggul sungai cimanuk disebabkan karena meningkatnya debit air sebelum kejadian pada level 1.200 m3/detik, pada saat kejadian menjadi 1.298 m3/detik.
“Saat ini kita kirim 8000 karung dan perahu karet,”ungkapnya ketika dikonfirmasi.
Widi, menolak untuk melakukan jumpa pers bersama media Indramayu terkait sikap BBWS CS yang tidak serius dalam melakukan langkang konkrit terhadap beberapa titik rawan yang menjadi rekomendasi Pemkab Indramayu.
“Kami tidak bisa memastikan bisa ketemu rekan media di Cirebon, mengingat saat ini kondisinya tidak memungkinkan dan kita sedang mobiling, nunggu besok saja (hari ini -red) kita ketemu dilokasi,”tuturnya dalam sambungan telepon.
Sebelumnya, Widi juga sudah memberikan pernyataan bahwa BBWS CS secara prinsip akan menangani tanggul sungai Cimanuk yang menjadi prioritas dengan dua penanganan yakni penanganan darurat dan penanganan permanen, tetapi faktanya warga di sekitar pusat bencana di Blok Cilengkong mengaku belum ada tindakan apapun dari pihak BBWS CS Cirebon.
“Dua minggu kemarin dari Cirebon datang ke sini dan melihat kondisi tanggul ini, bahkan marah-marah mengeluhkan karung yang seharusnya berisi batu split bukan tanah, setelah itu tidak ada tindakan lagi,”ungkap warga didepan TKP.
Sementara itu, Sumber Cuplik.com menyebutkan (Dirahasiakan namanya), pembangunan tebing di Blok Cilengkong Desa Pilangsari dengan anggaran sekitar 2,7 miliar pada tahun 2012 silam, dilaksanakan tidak sesuai dengan ketentuan hingga berdampak pada longsor dan retaknya bangunan kontruksi yang dikerjakan oleh pihak aparat desa saat itu. Bahkan menurut pemantauan sumber, bangunan tebing tidak didukung dengan pemasangan bored pile pondasi tiang pancang yang sesuai dengan ketentuan umum.
“Itu bangunan yang masih ana sekitar delapan meter pemasangan bored pilenya bener 9 meter masuk semua, tetapi yang anjlog hanya dipasang 2-3 meter saja bahkan ada yang tidak dipasang, itu yang saya saksikan saat itu,”ungkap sumber.
Ia juga menyayangkan posisi bangunan kurang sesuai dengan arah arus air dari hulu sebagai sandaran hantaman, dan dipastikan bakal jebol kembali. Bahkan yang sangat disayangkan bahkan sudah pernah diributkan di media social terhadap adukan cor yang dipergunakan saat itu satu zak semen digunakan untuk lima mesin molen.
“Makanya silahkan dicek, bangunan cor mana yang diplester hanya di bangunan ini, untuk menutupi kwalitas bangunan, jadi tidak aneh jika kondisinya harus anjlog dan retak dan sekarang faktanya sudah terjadi,”imbuhnya.
Sementara itu, pantauan dilapangan akibat meluapnya debit air sungai cimanuk kemarin sedikitnya telah menyebabkan lima Kecamatan dalam kondisi siaga darurat diantaranya di Kecamatan Tukdana, Kertasemaya, Jatibarang Lohbener dan Indramayu. Masyarakat masih berjaga –jaga dipuluhan titik rawa tanggul jebol. Pihak BPBD dan Pemkab Indramayu telah menurunkan alat berat eksavator untuk menanggulangi tanggul yang berpotensi luapan air serta membangun tenda-tenda pengungsian.