Sejak lulus kuliah pada tahun 2005 Budi Laksana yang biasa disapa Butet bekerja pada perusahaan konsultan di Jakarta, dan hanya bertahan 1 bulan setengah Budi memutuskan keluar karena tak biasa dengan situasi kerja kantoran yang dinilainya membosankan. Setelah keluar, tidak berapa lama kemudian bergabung dengan salah satu NGO tertua di Indonesia yaitu Yayasan Binadesa sebagai Commite Organizer. 3 tahun bekerja akhirnya Budi bergabung ke NGO FIELD Indonesia salah satu konsultan FAO di Indonesia terkait issu-issu pedesaan dari tahun 2009-2013.
Selain sebagai Sekretaris Jenderal Nasional Serikat Nelayan Indonesia (SNI) pria yang waktunya dihabiskan dijalan dari kota ke kota, bahkan harus sampai memenuhi undangan jaringan Internasional keluar negeri tapi Budi yang sudah mempunyai istri bernama Tuti Aswati dan anak pertama Dylan Apta Laksana yang berusia 1,5 tahun tetap mengamati perkembangan Kabupaten Indramayu. Maklum selama di Yogyakarta Budi juga aktif di Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (KAPMI) Yogyakarta.
Kenapa harus nyaleg DPRD Indramayu?
Pilihan menjadi caleg tidak begitu saja dilalui dengan mudah. Sebagai aktivitis sosial dan mengahabiskan waktu bersama masyarakat kelompok dampingannya seperti petani dan nelayan Budi selalu mengangap mereka seperti bagian dari hidup dan mereka adalah soko guru negeri ini.
Tetapi Budi berkeyakinan, perubahan itu selain dari diri mereka sendiri juga perlu ditunjang oleh sistem yang berpihak dan mendukung mereka. Hingga akhirnya Budi memutuskan untuk berkiprah didaerahnya sendiri. Dengan pengalaman dilapangan yang didapatkannya Budi pun tahu, perjuangan didalam parlemen (DPRD) tidak semudah membalikan telapak tangan banyak tantangan yang justru akan berat. Tapi bagi Budi, masyarakat adalah bagian penting yang tak bisa dilepaskan.
Karena dari sana kita tahu banyak persoalan. Jadi sangat salah kalau memang ada orang jadi dewan dia harus meninggalkan pemilihnya. Tapi dia adalah teman yang setiap saat harus ditemui dan tempat curhat anggota dewan yang sudah terpilih bahkan masyakat pemilih untuk keluhan, saran atau keritiknya.
Kenapa Memilih PBB?
"PBB karena tidak banyak dosa. Saat PBB Melamarku, saya termenung lalu Memutuskan" kata Budi.
Budi bergabung ke PBB, menurutnya karena diminta untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif DPRD Kabupaten Indramayu di dapil 1 yang meliputi 7 kecamatan. Pilihan Budi sangat sederhana serius dan tak banyak dosa, komitmen terhadap perjuangan dan platform partai. Hingga kemudian Budi ditempatkan untuk DPRD Kabupaten Indramayu untuk dapil 1 meliputi Arahan, Centigi, Balongan, Sindang, Lohbener, Sindang, dan Indramayu.
Bagi Budi, masyarakat adalah tuan negeri ini jadi apapun harus dilayani, harus dilindungi, dan harus dipenuhi hak-haknya. Bahkan Budi berani mengatakan kepentingan masyarakat adalah kepentingan segalanya diatas kepentingan partai politik.
"Jadi saya tak perlu ditegur atau dikeritik jika masyarakat meminta saya keluar pun dari anggota DPRD karena saya tidak benar dalam menjalankan tugas saya siap keluar. Karena saya mencalonkan menjadi anggota DPRD Indramayu tidak pakai modal sampai puluan juta atau hutang sana-sini jadi saya tidak punya beban untuk keluar," jelasnya.
Harapan untuk Rakyat Indramayu
Bagi Budi, 2014 pemilu perlu digunakan sebaik mungkin. 9 April nanti tidak hanya menentukan anggota legislatif dan DPD saja. Tapi yang sesungguhnya juga adalah menentukan nasib kita 5 tahun kedepan. Kita sekarang sudah bukan jaman kolonial yang masih takut atas hak kita untuk menentukan.
"Masyarakat Indramayu sudah punya pengalaman terkait kenyataan yang sudah dilaluinya. Bukan jamannya saling paksa, takut menakuti, dibohongi atau dicurangi," tegasnya.
"Karena kita sesungguhnya hidup dijaman demokrasi bukan dijaman kerajaan. Demokrasi partisipatif, tidak prosedural saatnya masyarakat Indramayu memegang peranan penting sebagai penentu dan mengamanatkan wakil-wakilnya. Semoga," pungkas Budi.