Minggu, 12 Oktober 2025
Analis pasar modal Pardomuan Sihombing memprediksi, pasar hari ini masih akan diwarnai profit taking lanjutan atas penguatan yang terjadi selama dua sesi perdagangan berturut-turut di awal pekan.
Menurutnya, saham-saham unggulan sudah menguat cukup signifikan. Sedangkan saham PT Telkom (TLKM) belum mengalami profit taking, meskipun naik cukup banyak. “Akan ada tekanan yang cukup besar pada perdagangan hari ini,” katanya kemarin.
Indeks kemarin ditutup terkoreksi dipimpin sektor keuangan yang anjlok 1,6%. Beberapa saham yang melemah antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan turun 3.6%, PT Bank Mandiri (BMRI) melemah 1,1%, dan PT Bank Central Asia (BBCA) turun 1,7%.
Sementara saham sektor consumer, CPO dan pertambangan mengalami kontraksi masing-masing 1,1%, 0,3% dan 0,4%. “Saham sektor perbankan dan saham-saham unggulan lain masih akan terkoreksi pada hari ini,” tambahnya.
Sentimen negatif pada perbankan berasal dari desakan pemerintah agar bank BUMN menurunkan suku bunga kredit, menyusul pemangkasan BI rate ke level 7,75%. Ekspektasi investor terhadap sektor ini pun berubah menjadi negatif. “Karena sektor perbankan berkapitalisasi besar, indeks saham pun ikut terseret turun,” paparnya.
Menurut Pardomuan, bank masih dihadapkan pada risiko-risiko sulit ketika harus menurunkan tingkat suku bunganya. Perbankan tidak bisa terlalu banyak memotong suku bungan karena bunga kredit tidak bisa lebih rendah dari instrumen pendanaan lain, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan sukuk (obligasi ritel syariah).
“Kredit risikonya jauh lebih besar, jadi seharusnya yield-nya juga harus tinggi,” imbuhnya. Saat ini, bunga kredit bertengger di kisaran cukup tinggi, yaitu 15%. Namun, industri keuangan enggan melempar kredit, meski cost of fund bank-bank sudah turun.
Mereka lebih memilih menempatkan pendanaannya di instrumen lain yang menawarkan bunga relatif lebih rendah, seperti SUN dan sukuk dengan tingkat bunga sekitar 12% dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tingkat bunga 9%. “Meski suku bunga kredit tinggi, namun ada resiko NPL (kredit macet),” jelasnya.
Pardomuan merekomendasikan akumulasi saham perbankan untuk jangka panjang, terkait orientasinya pada pasar domestik. Sedangkan untuk jangka pendek, investor masih bisa trading di semua sektor, termasuk perbankan. “Saham PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) bisa untuk trading dan jangka panjang,” ujarnya.
Sektor perkebunan CPO juga dinilai menarik, terkait tren harga komoditas yang naik di pasar Malaysia, seiring turunnya suplai dan inventori. “Saya rekomendasikan saham PT Astra Argo Lestari (AALI) , PT London Sumatra (LSIP), dan PT Sampoerna Agro (SGRO),” katanya.
Pada perdagangan saham Kamis (12/3) IHSG ditutup turun 4,105 poin (0,31%) menjadi 1.310,414. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia mencatat transaksi sebanyak 31.797 kali, dengan volume 1,232 miliar unit saham, senilai Rp 1,047 triliun. Sebanyak 43 saham naik, 64 saham turun dan 48 saham stagnan.
Beberapa saham yang mengalami penurunan cukup tajam adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 150 poin ke Rp 3.925, PT Bukit Asam (PTBA) turun 150 poin ke Rp 6.950, PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) turun 100 poin ke Rp 4.300, PT Goodyear Indonesia (GDYR) turun 100 poin ke 5.800.
Selain itu saham PT Petrosea (PTRO) turun 100 poin ke level 9.700, PT Bank Central Asia (BBCA) turun 75 poin ke 2.725, PP London Sumatera (LSIP) turun 50 poin ke Rp 3.175, PT Astra Agro Lestari (AALI) turun 50 poin ke 12.500, dan PT Bank Victoria turun 40 poin ke 470.
Demikian pula saham PT Bayan Resources (BYAN) turun 30 poin ke Rp 1.470, PT Medco Energi turun 25 poin ke Rp 2.025, PT Bank Danamon (BDMN) turun 25 poin ke 2.475, dan PT Bank Mandiri turun 20 poin ke 1.830.
Sedangkan beberapa emiten yang berhasil menguat antara lain PT Astra International (ASII) yang naik Rp 550 menjadi Rp 12.450, PT Tunas Ridean (TURI) naik Rp 110 menjadi Rp 750, PT Sat Nusapersada (PTSN) naik Rp 75 menjadi Rp 425, serta PT Sampoerna Agro (SGRO) menguat Rp 60 menjadi Rp 1.180.
Juga saham PT Indosat (ISAT) terangkat Rp 50 menjadi Rp 4.425, PT Telkom (TLKM) terdongkrak Rp 50 menjadi Rp 6.500, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp 50 ke level Rp 9.900, dan PT Gudang Garam (GGRM ) naik Rp 50 ke level Rp 5.200.
