"NU Pecah belah. Berbeda-beda. Semua Kyai (basis Jabar -red) NU ada di semua Cagub," ujar Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jabar, KH Maman Imanulhaq kepada cuplik.com, Jumat (11/1/13).
Ia memaparkan, misalnya di wilayahnya sendiri, Majalengka, mayoritas ulama NU mendukung pasangan nomor 5 (lima), Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki (Paten).
Sementara di kampung Ketua Umum PBNU, Said Aqiel Siroj, di Pesantren Kempek-Cirebon menegaskan mendukung pasangan nomor 4 (empat), Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar (Aher-Demiz). Hal itu seperti yang diungkapkan oleh pengasuh Pondok Pesantren Kempek, KH Ja'far Aqiel.
"Komentar KH Ja'far Aqiel mewakili pandangan itu. "Setelah bapak H Dedi Supardi tidak masuk dalam pencalonan Cagub-Cawagub, maka saya mendukung Bapak H. Ahmad Heryawan Lc - Dedi Mizwar. Beliau adalah ahli ibadah sholeh dan bersih. Landasan kita adalah azas manfaat, ini adalah khittoh NU". (Itu) SMS kyai Jakfar," papar Maman menceritakan isi SMS Kyai Ja'far.
Sedangkan basis NU di Pondok Pesantren Buntet Cirebon, kampung halaman KH Fuad Hasyim (alm), mendukung pasangan calon nomor 2 (dua), Irianto MS Syafiuddin alias Yance - Tatang Farhanul Hakim (Intan).
"Keluarga KH Fuad Hasyim (Pondok Pesantren Buntet) ke Yance," jelas Maman yang juga sebagai Pengasuh di Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka ini.
Bukan hanya itu, salah satu pimpinan Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, KH Acep Adang Ruhiyat yang juga anggota DPRD FPKB Jawa Barat, mendukung pasangan Aher-Demiz meski diketahui DPP PKB secara resmi mendukung Dede Yusuf - Lex Laksamana seperti yang ditegaskan Muslimat NU Jawa Barat.
"KH Acep Adang Cipasung ke Aher," terang Maman, kyai muda yang aktif di masalah kebebasan beragama ini.
Namun, bagi Pesantren Babakan Ciwaringin Ciebon, menurut Abdul Muiz Syaerozie (salah satu Dewan Keluarga Pondok Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin), belum ada dukungan terhadap calon manapun.
"Babakan secara institusi belum menyatakan A atau B, terserah saja," kata Muiz yang juga aktif di Komunitas Seniman Santri (KSS) dan sebagai dosen di Ma'had Ali Al Hikam As-Salafiyyah dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Cirebon.
Meski begitu, Maman Imanulhaq menegaskan, perbedaan ini merupakan bukti bahwa di tubuh NU sangat menghargai nilai-nilai demokrasi.
"NU tetap akan menjaga moralitas politik di pilgub. Politik NU itu politik kemashlahatan. Jadi, walau para pengurus berbeda pandangan dan pilihan, NU tetap mengedepankan nilai bagi konsololidasi demokrasi ini. Saya yakin itu," tutup Maman.