Kebijakan Diversifikasi Pangan Hanya Permainan Belaka

Cuplik.Com - Jakarta - Total impor komoditas pertanian mencapai 11,33 juta ton dengan nilai US$ 5,36 miliar sepanjang Januari hingga Juni 2011, merupakan bukti konkrit bahwa pemerintah tidak serius dengan kebijakan diversifikasi pangan untuk menuju kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.

"komitmen pemerintah yang mengeluarkan kebijakan diversifikasi pangan, hanya permainan saja dan merupakan omong besar belaka," ujar Anggota Komisi IV DPR RI Ma'mur Hasanuddin, Jakarta, Senin (8/8/11).

Diversifikasi seperti Jagung, menurutnya pada lima bulan pertama tahun 2010 tercatat 600ribu ton jagung yang di impor, keadaan ini terulang di tahun 2011, bahkan impor jagung 2011 mengalami kenaikan sebesar 2 juta ton.

"Jagung ini merupakan produk pangan alternatif setelah beras, harapannya sebagai produk pelengkap pangan secara nasional untuk mendukung program diversifikasi pangan, namun karena masih impor, ,aka program tersebut seperti jalan di tempat," terangnya.

Ia pun menjelaskan bahwa bukan hanya jagung tetapi juga singkong pun di impor dari China dan Italia sepanjang semester I tahun 2011.

seperti yang direkap, lanjutnya, oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Indonesia mengeluarkan dana terbesar untuk ubi kayu kepada Italia sebesar US$ 20,64 ribu dengan berat 1,78 ton, sedangkan Cina merupakan negara penyuplai Ubi kayu impor terbesar yaitu 2,96 ton dengan nilai US$ 1.273.

"Kemandirian dan kedaulatan pangan nasional saat ini, hingga juni 2011, sangat jauh dari harapan. semua makanan pokok mulai dari beras, jagung, maupun singkong berasal dari negara lain. ini menunjukkan suburnya tanah negara ini dilecehkan dengan kebijakan impor yang makin jauh dari tujuan negara yang berdaulat akan pangan," tandasnya.