Hal itu dikatakan Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Suwasto, di Malang, Jawa Timur, Selasa (29/03).
"Pembukaan kawasan wisata Bromo telah dipertimbangkan secara matang, dan ada tiga hal yang menjadi pertimbangan kami membuka kembali kawasan wisata tersebut," kata Suwasto.
Menurut Suwasto, tiga hal yang menjadi pertimbangan tersebut adalah menurunnya aktivitas erupsi, hilangnya mata pencaharian penduduk sekitar Bromo dan terkait Gunung Bromo sebagai ikon pariwisata di Jatim.
Suwasto menjelaskan, setelah lontaran material vulkanik sudah tidak sesering saat awal-awal terjadi erupsi. Selain itu, banyaknya penduduk sekitar Bromo yang kehilangan mata pencarian sebagai penyedia jasa wisata sejak ditutup kawasan wisata tersebut juga jadi pertimbangan. Terakhir adalah terkait dengan program "Visit East Java 2011" yang menjadikan Gunung Bromo sebagai ikon pariwisata di Jatim.
"Gunung Bromo telah ditetapkan sebagai ikon 'Visit East Java 2011'. Jadi, untuk menarik minat wisatawan, kawasan wisata Bromo harus dibuka kembali," kata Suwasto.
Meski telah dibuka secara umum, ingat Suwasto, para wisatawan tetap dilarang mendekat ke kawah hingga radius 2 kilometer. TNBTS telah memasang rambu-rambu peringatan di beberapa titik pandang sebagai jarak aman.