Tidak punya anak atau jumlah anak terlalu sedikit, satu anak, justru akan merugikan kesehatan. Para ahli menduga hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi untuk menjaga kesehatan mereka sendiri. Di sisi lain, jumlah anak yang terlalu banyak membuat para orangtua harus bergelut dengan masalah keuangan dan stres emosional.
Oleh sebab itu, jumlah anak yang ideal adalah dua orang. Menurut laporan para ahli yang dimuat dalam jurnal Social Science & Medicine.
Penelitian tersebut dilakukan dengan melihat informasi kelahiran dan kematian orang Norwegia yang lahir antara tahun 1935 dan 1968. Riwayat kesehatan responden yang paling buruk adalah mereka yang tak punya anak atau hanya punya satu anak.
Kecelakaan, penyakit jantung, dan pernapasan menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian pada wanita, sedangkan penyakit paru dan pernapasan lebih sering terjadi pada pria. Menurut analisis para ahli, hal ini karena mereka tidak peduli pada kesehatannya.
"Banyak manfaat positif bagi kesehatan dari peran kita sebagai orangtua. Akan tetapi, terlalu banyak anak, empat atau lebih, meningkatkan risiko stres," kata peneliti Emily Grundy.
Dua anak dinilai lebih menguntungkan karena para orangtua masih bisa mengelola stres dan mendapat kebahagiaan dari perannya sebagai orangtua. Meski begitu, menurut survei, para orangtua merasa hidupnya lebih bahagia dengan kehadiran tiga anak.
Pasangan yang menikah akan merasa lebih bahagia dengan kelahiran anak-anaknya, sampai anak ketiga. Begitu anak keempat lahir, kadar kepuasaan akan menurun. Demikian kesimpulan para ahli.