
Kepada wartawan, Koordinator Tim Geologi UGM, Prof. Dr. Dwikora Karnawati mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi untuk dapat membuat pemetaan zona potensi bahaya gempa tersebut.
"Ada dua hal yang menjadi alasan penting diperlukannya pemetaan zona ini. Yakni degan adanya pemetaan, maka akan dapat dilakukan penyelamatan awal atau semacam langkah preventif untuk pencegahan jatuhnya korban. Sehingga pada daerah yang jelas berpotensi bahaya tinggi, tidak diperkenankan untuk bermukim. Selain itu yang kedua adalah guna menjadi bahan pertimbangan saat tahap rekonstruksi. Dimana bisa dipelajari kesalahan apa saja yang harus diperbaiki saat mendirikan bangunan dan langkah apa yang harus ditempuh agar bangunan tidak membahayakan," terang Dwikora di ruang Stana Parahita UGM, Kamis (8/10).
Dirinya juga mengusulkan untuk didirikan museum gempa yang merupakan dokumentasi asli dari bangunan yang telah roboh terkena gempa. "Jadi bangunan yang telah roboh tersebut sebaiknya jangan langsung dibangun kembali. Tetapi ada beberapa yang dijadikan seperti apa adanya sebagai bagian dari museum. Ini untuk mengingatkan kembali pada generasi kedepan bahwa kerusakan gempa yang ditimbulkan adalah seperti demikian. Sehingga kedepan bisa dilakukan riset dan edukasi jika kemungkinan terjadi gempa yang lebih besar lagi," katanya.
Sementara itu, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh Tim Studi Gempa dan Longsor UGM, didapatkan kesimpulan, secara umum, wilayah yang terkena dampak gempa di Padang dapat dibedakan menjadi 2 wilayah utama. Wilayah tersebut yakni dataran aluvial yang mencakup Kota Padang hingga Pariaman, serta wilayah perbukitan keras yang meliputi areal perbukitan barisan dari Padang panjang hingga Solok.
"Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, disarankan agar zona-zona longsoran tanah dan jatuhan luncuran batuan agar diwaspadai. Pemetaan lebih lanjut mengenai zona bahaya juga perlu dilakukan untuk menunjang penempurnaan tata ruang serta pengembangan wilayah rawan gempa dan longsor," pungkasnya.