Rizal Ramli adalah salah satu kandidat capres yang akan maju di Pilpres 2009. Saat ini, dia sudah mendapat dukungan tiga parpol yakni, Partai Pengusaha Pekerja Indonesia (PPPI), Partai Bintang Reformasi (PBR), dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK). Sementara Prabowo dan Partai Gerindra sama-sama mengusung ekonomi kerakyatan sebagaimana kubu Rizal Ramli.
Rizal memang tengah giat menggagas pembentukan blok perubahan untuk melawan blok status quo,dengan mengajukan platform ekonomi kerakyatan (nasionalisme ekonomi). Ia melawan platform neoliberalisme SBY dan Megawati.
Rizal mengajak Prabowo Subianto berkoalisi membangun Blok Perubahan itu karena memiliki kesamaan platform dan visi-misi serta ideologi ekonomi kerakyatan untuk melawan neoliberalisme-neokolonialisme yang membikin kaum miskin semakin miskin dan kaum kaya bertambah kaya.
''Itu melanggar prinsip keadilan sosial dalam konstitusi kita,'' kata Rizal, yang juga Ketua Komite Bangkit Indonesia. Pertarungan ideologi ekonomi ini diprediksi akan membuka mata publik politik dalam pemilu 2009.
Selama ini platform ekonomi neoliberalisme dinilai gagal oleh para inteligensia, analis dan masyarakat dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia. Apalagi di tengah krisis ekonomi global yang ikut menyebabkan upaya pengurangan jumlah warga miskin di Indonesia nyaris gagal total.
Jumlah warga miskin pada 2009 diperkirakan melonjak ke angka 33,714 juta orang, lebih tinggi dari target yang diinginkan pemerintah pada level 32,38 juta orang. Itu artinya, tingkat kemiskinan meningkat dari yang ditetapkan dalam APBN 2009, yakni 14% dari jumlah penduduk.
Melihat perkembangan muram ini, masih pantaskan elit politik ‘berdebat panas’ tanpa kerja keras memecahkan problem kemiskinan? Ingat, garis kemiskinan di Indonesia hanya Rp 166.697 per kapita per bulan (US$ 0,58/hari). Atau untuk keluarga dengan dua orang anak sekitar US$ 850/tahun, sedangkan di AS sebesar US$ 20.444.
Dengan garis kemiskinan yang sangat rendah itu, jumlah penduduk Indonesia yang dikategorikan miskin ‘cuma’ 37 juta. Jika mengikuti garis kemiskinan mutlak versi Bank Dunia sebesar US$ 1 per hari, jumlahnya sekitar 63 juta lebih. Malah mencapai 126 juta jiwa atau sekitar separo penduduk bila memakai garis kemiskinan moderat Bank Dunia US$ 2 per hari.
Belum lagi krisis keuangan global telah menimbulkan perlambatan ekonomi, dan akibatnya jumlah penduduk miskin akan bertambah. Sebab, setiap 1% perlambatan ekonomi akan menyebabkan hilangnya kesempatan kerja bagi 300 ribu orang.
Jika itu dikalikan dengan empat anggota keluarga, ada 1,2 juta orang yang tidak ternafkahi akibat hilangnya pekerjaan. Akibatnya, mereka jatuh miskin. Hal itu ditambah lagi dengan TKI yang dipulangkan, sekitar 600 ribu orang.
Blok perubahan, menurut Rizal, akan menjadi lokomotif untuk membawa dan mengusung perubahan bangsa agar rakyat tahu betapa pentingnya ideologi ekonomi kerakyatan itu. “Titik temunya dengan platform ekonomi Prabowo dan Gerindra sangat jelas,” tegasnya. Saat ini dirinya sedang melakukan konsolidasi dan menjajaki kekuatan mana saja yang akan dirangkul. "Sekarang ini rakyat semakin cerdas memilih calon pemimpin yang benar-benar membawa perubahan ke arah kehidupan lebih baik, bukan pemimpin status quo yang hanya ingin memperpanjang kekuasaan atau ingin kembali berkuasa," imbuh Rizal.