JAKARTA: Sama-sama maju sebagai calon presiden, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla belakangan ini kerap beda pendapat. Namun, bicara soal perdagangan bebas (free trade), JK dan SBY lebih sepakat menggunakan istilah fair trade (konsep perdagangan yang adil) bukan free trade.
SBY pada konferensi pers seusai dialog "Pilihan Presiden" yang digelar Kadin Indonesia di Jakarta, Rabu (20/5), mengatakan, free trade harus disatukan dengan fair trade. "Kalau free trade seringkali yang lemah akan kalah dengan yang kuat. Meski ada atauran-aturan, karena itu kami berjuang dalam WTO dan bernegosiasi dengan pihak yang akan membangun free trade area agar kita berada pada posisi seimbang atau lebih baik," kata SBY.
Sebelumnya, JK dalam forum yang sama mengatakan, misi ekonomi kebangsaan yang mandiri yang diusung pihaknya adalah konsep fair trade bukan free trade karena sangat merugikan negara berkembang seperti Indonesia.
"Dulu IMF (Dana Moneter Internasional) memaksa kita membebaskan impor berbagai produk seperti beras dan gula, siapa saja boleh impor. Kayu bebas diekspor berapa saja. Sudah berlangsung setahun saya minta itu dicabut. Maunya mereka bubarkan Bulog dan yang penting pro-pasar. Saya lawan itu. Saya bilang, ini negara saya bukan negara kamu. Kita ingin yang fair, bukan free trade, tapi fair trade," kata JK sehari sebelumnya.
JK berpandangan, negara dunia sebenarnya tak menginginkan kebijakan yang terlalu liberal seperti yang ditawarkan IMF itu. "Itu berlaku untuk siapa saja, ingin seperti itu (fair trade) termasuk Indonesia," paparnya.