Minggu, 16 November 2025
Launching Ruang Aman Kaum Muda (Cuplikcom/Ist)
Cuplikcom - Indramayu - Generasi Muda Indramayu (GEMUYU) bersama Gusdurian, Lakpesdam, dan Fatayat NU Indramayu, menginisiasi ruang aman kaum muda dengan menggelar Diskusi Panel dengan tema "Refleksi Hari Pahlawan: Petaka atau Kemenangan". Bertempat di Taman Tugu Perjuangan Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025).
Acara diikuti semua peserta yang hadir secara antusias dan bertujuan untuk merefleksikan hari pahlawan serta launching ruang aman kaum muda untuk menjadi wadah pendampingan terhadap kekerasan anak dan perempuan, serta menghentikan perkawinan anak di Kabupaten Indramayu.
Kegiatan ini didukung oleh program Inklusi Lakpesdam PBNU, juga menghadirkan narasumber dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Indramayu dan Relawan Relawan Literasi Masyarakat (Relima) Indramayu.
Koordinator GEMUYU, Abdul Mufid, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi tindakan nyata bagi generasi muda Indramayu mendampingi para korban dari semua jenis kasus.
"Ruang aman yang di inisiasi GEMUYU dan diukung oleh INKLUSI, fatayat dan lakpesdam, harus jadi Wadah pengaduan serta tindakan nyata bagi generasi muda Indramayu, agar Anak-anak, perempuan, dan seluruh generasi muda Indramayu merasa aman dan nyaman, mereka tidak takut lagi untuk mengadu jika terjadi kekerasan pada anak, kekerasan pada perempuan dan pelanggaran HAM yang terjadi," ujar Mufid.
Pihaknya berharap, progam ruang aman ini bertujuan kepada para korban, guna mendampingi dan melindungi dari kekerasan seksual serta perkawinan anak. Misalnya melalui berbagai kegiatan edukasi, pendampingan psikologis, dan layanan advokasi.
"GEMUYU berupaya menciptakan lingkungan yang Inklusif agar para korban dapat merasa didengar, dipahami, dan dibantu dalam memulihkan diri. Inisiatif ini juga hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda Indramayu, dengan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sadar, peduli, dan responsif terhadap isu-isu kekerasan anak dan perempuan serta menghentikan perkawinan anak," kata Mufid.
Sedangkan Narasumber dari Relima, Ahmad Khoeri, memaparkan agar para kaum muda terus untuk mengutamakan perjuangan dengan sebayanya, guna sebagai langkah konkrit atas nilai kepahlawanan orang muda yang harus mampu memberikan kontribusi terkait literasi dan pendidikan di daerah.
"Hari pahlawan harus di maknai sebagai perjuangan di masa kini, orang muda harus bisa memberikan kontribusi yang kongkrit terakit literasi dan pendidikan yang ada di Indramayu, agar perjuangan Pendahulu kita bisa dilanjutkan dengan baik," jelas Khoeri.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPD KNPI Indramayu, Khamzah Fansuri, menurutnya, refleksi hari pahlawan harus dibangun atas penghormatan negara dengan rekonsiliasi kebenaran dan akuntabilitas.
"Terkait refleksi hari pahlawan, penghormatan negara Harus di bangun di atas rekonsiliasi kebenaran dan akuntabilitas, bukan revisi memori yang membahayakan banyak korban".
Sementara itu, Field Koordinator Inklusi Indramayu, Supriyatin, mengatakan, terkait ruang aman bagi kaum muda, menurutnya sangat penting, sebab selain sebagai wadah pendampingan dan konsultasi, juga dapat menghentikan perkawinan anak yang saat ini marak di kabupaten Indramayu, baik sengaja atau pun tak sengaja.
"Anak-anak muda jangan terlalu cepat memutuskan untuk menikah muda, menurutnya menikah itu haus di landaskan dengan kematangan pribadi dan emosional, pernikahan tidak bisa di dasarkan hanya dengan rasa cinta, apalagi "kecelakaan" atau hamil di luar nikah, semoga anak muda Indramayu dapat selalu menjaga nilai moral yang ada di Indramayu," tutup Atin, sapaan akrabnya.
Kegiatan ini juga diikuti dari berbagai organisasi dan komunitas. Mereka sangat antusias mengikuti acara dan diakhiri dengan ramah tamah dan poto bersama.
