Rabu, 8 Oktober 2025
Tim Polindra saat beri pelatihan di Desa (Cuplikcom/Ist)
Cuplikcom - Indramayu - Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) melalui Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vokasi, berhasil mengedukasi tentang Penerapan Kompresi Dada unutk Mengatasi Kegawatdaruratan di Desa. Hal itu dimaksudkan untuk penanganan tindakan pertama dengan adanya kesiapsiagaan atas terjadinya bencana alam dan non alam.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Program Studi D3 Keperawatan Jurusan Kesehatan Politeknik Indramayu yang dilaksanakan di Desa Widasari kecamatan WIdasari Kabupaten Indramayu, Kamis (7/8/2025).
Ketua Tim Pengusul, Bachtiar Efendi SKep Ners MH memaparkan, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa setiap individu memiliki hak atas perlindungan dari ancaman bencana, baik yang bersifat alam, non-alam, maupun sosial. Kecelakaan lalu lintas digolongkan sebagai bencana non-alam yang menuntut kesiapsiagaan masyarakat secara optimal.
"Dalam konteks ini, peningkatan kapasitas masyarakat melalui kegiatan edukasi dan pelatihan menjadi bagian integral dari strategi pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Kondisi empiris di lapangan menunjukkan bahwa telah terjadi beberapa kasus kecelakaan lalu lintas di sekitar wilayah Desa Widasari yang berujung pada luka berat bahkan kematian, terutama disebabkan oleh keterlambatan penanganan medis," tutur Bachtiar.
Menurutnya, keterbatasan fasilitas kesehatan terdekat serta minimnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat menjadi faktor utama yang memperparah dampak kecelakaan tersebut. Hal ini semakin mempertegas perlunya intervensi dalam bentuk peningkatan kapasitas masyarakat di bidang penanganan kegawatdaruratan.
"Berdasarkan kajian risiko bencana, Desa Widasari dikategorikan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap kejadian kecelakaan lalu lintas. Minimnya sumber daya manusia yang terlatih dalam penanganan kondisi gawat darurat serta tidak tersedianya layanan kegawatdaruratan yang memadai turut memperbesar beban risiko yang dihadapi oleh warga. Dalam situasi tersebut, kemampuan untuk melakukan tindakan penyelamatan dasar seperti kompresi dada menjadi sangat esensial, guna memperpanjang peluang hidup korban hingga mendapatkan bantuan medis lanjutan," jelasnya.
Pihaknya menyimpulkan, berdasarkan hasil observasi awal dan kajian situasi, ditemukan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya terkait dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian kegawatdaruratan akibat kecelakaan lalu lintas di sekitar wilayah desa.
"Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Widasari dalam hal kesiapsiagaan menghadapi kegawatdaruratan akibat kecelakaan lalu lintas, khususnya terkait rendahnya kapasitas dalam melakukan tindakan kompresi dada, maka dirumuskan beberapa solusi strategis," papar Bachtiar.
Solusi tersebut di antaranya adalah penyelenggaraan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) khususnya fokus pada teknik kompresi dada (chest compression) bagi masyarakat umum, yang dirancang secara praktis, interaktif, dan berbasis simulasi agar peserta dapat langsung mempraktikkan keterampilan tersebut sesuai dengan standar medis yang berlaku.
"Dengan diimplementasikannya pelatihan teknik kompresi dada (chest compression), diharapkan agar asyarakat memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pertolongan pertama, khususnya teknik kompresi dada, sebagai bagian dari Bantuan Hidup Dasar (BHD)," tandasnya.
