KPI Indramayu Kampanyekan Stop Perkawinan Anak (Cuplikcom/Andrian)
Cuplikcom - Indramayu - Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTP), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Indramayu mengadakan Talk Show tentang kampanye Pencegahan Perkawinan Anak, yang bertempat di Aula salah satu hotel di Kabupaten Indramayu, Senin (7/12/2020).
Kegiatan dihadiri oleh, Sekretaris Cabang KPI Indramayu, Yuyun Khoerunisa, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Indramayu, Dedi Musashi. Dan diikuti oleh anggota KPI Kabupaten Indramayu.
Yuyun Khoirunisa mengatakan, kegiatan tersebut menggandeng beberapa jaringan, salah satunya adalah media, dengan tujuan agar turut bersama-sama mengkampanyekan stop perkawinan anak untuk mewujudkan Indramayu terhindar dan mampu meminimalisir adanya perkawinan anak pasca undangan-undang no 16 tahun 2019 perubahan atas undang-undang no 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
"Dari itu, dengan adanya kegiatan 16 HAKTP ini kami berharap masyarakat juga mengetahui. Bahwasannya, dengan menggandeng media untuk berpartner dan bermitra, agar media juga turut mengkampanyekan stop perkawinan anak," kata Yuyun.
Oleh karenanya, lanjut yuyun, KPI Cabang Indramayu mengajak masyarakat untuk ikut mengkampanyekan 16 HAKTP dan stop perkawinan anak di Kabupaten Indramayu.
"Makanya kami undang teman-teman KPI yang ada di desa-desa, kami undang juga jejaring, dan mitra media supaya kita bersama-sama bersinergi mewujudkan Indramayu tanpa perkawinan anak," jelasnya.
Ketua PWI Kabupaten Indramayu, Dedi Musashi menerangkan, peran media sangat penting dalam mengkampanyekan stop perkawinan anak usia dini di Kabupaten Indramayu. Karena selama ini pihaknya hanya sedikit mendengar informasi dari KPI terkait adanya kekerasan Perempuan dan Anak.
"Hal itu dikarenakan, kita belum bersinergi degan baik antara KPI dengan teman-teman media," terang Dedi.
Oleh karena itu, Dedi mengajak, melalui kegiatan tersebut untuk bersama-sama menginformasikan bahwa kekerasan yang terjadi di masyarakat sangat tinggi dan pengaruhnya sangat besar.
"Agar hal itu tidak terjadi lagi, maka peran media sangat penting," ucapnya.
Pihaknya berharap, kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dan perkawinan usia dini tidak terjadi lagi di Kabupaten Indramayu.
"Karena hal itu dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan psikologis anak, termasuk persoalan-persoalan sosial lainnya," tutup Dedi.