WASHINGTON: Para pemimpin dunia menyerukan agar kelompok G-20 di London menekankan pada penciptaan standar baru sistem finansial global. Isu ini menjadi salah satu agenda utama pertemuan 20 negara maju dan berkembang itu.
Presiden AS Barack Obama akan menekankan pentingnya peningkatan standar keuangan di seluruh negara. Demikian diungkapkan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner yang mengutip keterangan dari Obama di Washington, Kamis (26/3).
Geithner tidak menyebutkan secara spesifik proposal reformasi yang diusulkan Obama. Akan tetapi, Geithner menggaris bawahi bahwa Forum Stabilitas Keuangan (FSF) dapat meluncurkan inisiatif baru untuk meningkatkan pengawasan lebih saksama. FSF juga mengetengahkan isu penghapusan pajak dan pencucian uang. FSF merupakan perkumpulan para pemikir sektor keuangan global.
FSF turut berperan memberi masukan pada G-20, yang dibentuk setelah krisis finansial Asia dekade 1990-an.
Geithner mengatakan, ”Kita harus memastikan bahwa standar global untuk aturan finansial harus ada. AS juga akan menerapkannya.”
Pada pertemuan G-20 mendatang, Obama mengatakan akan menggalang dukungan dari negara-negara yang tertarik dan lembaga-lembaga keuangan internasional. ”Kami telah mulai bekerja dengan rekan-rekan internasional untuk mereformasi FSF sehingga forum itu dapat memainkan peran lebih efektif dalam rangka memperkuat sistem finansial global,” ujarnya lagi.
Konferensi Bretton Woods tahun 1944 dibuat untuk membangun kembali tatanan keuangan global dengan menghasilkan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Geithner mengatakan telah ada perjanjian untuk memperluas keanggotaan FSF dengan melibatkan semua anggota G-20. Ini bertujuan memperkuat mandat untuk meningkatkan standar finansial baru. Kerja sama dengan IMF dan Bank Dunia juga diperlukan agar dua badan ini dapat mengawasi implementasi standar tersebut.
PM Jepang
Senada dengan Obama, Perdana Menteri Jepang Taro Aso mengatakan akan mengusulkan pembentukan sistem pengawasan keuangan internasional dalam pertemuan G-20 yang akan digelar pada 2 April di London.
”Kita memiliki argumentasi bahwa fondasi IMF lemah. Kita harus mendirikan aturan dan pengawasan finansial yang lebih ketat lagi,” ujar Taro Aso.
Pemerintah Jepang pada Februari lalu secara resmi sudah menyepakati untuk meminjamkan tambahan dana 100 miliar dollar AS lagi kepada IMF untuk membantu mengatasi masalah krisis finansial global yang sedang terjadi saat ini.