
Hal itu diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Desa Tanjakan, Warlim (48) menuturkan, akibat abrasi yang ditimbulkan banyak kerugian yang dialami para pemilik sawah sehingga petani tidak bisa bertani lagi.
"Sebelum hilang terkikis petani masih bisa memanen padi dan masih bisa menghasilkan 5 juta hingga 8 juta sekali panen," ujarnya, Rabu (05/04/17).
Ia mengatakan, namun dengan terkikisnya sawah semakin hari semakin parah warga dirugikan karena total sama sekali tidak bisa menanam padi karena tanah sawahnya hilang terkena dampak abrasi.
"Sebelumnya warga masih bisa bertani dan masih bisa memanen, tapi karena abrasi banyak warga yang tidak bisa mencari nafkah karena sawahnya hilang terkikis abrasi," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelum terjadi banyak lahan sawah lagi yang hilang terdampak abrasi pantai, ia mendesak pemerintah segera memberikan solusi untuk permasalahan ini.
"Pemerintah harus segara bertindak sebelum banyak lagi sawah yang menjadi korban akibat ganasnya abrasi," pungkasnya.
Pihaknya mendesak pemerintah agar segera tanggulangi abrasi tersebut dengan membangun penahan ombak untuk mencegah merembetnya tanah yang terkikis.